Sepanjang musim kemarau, enam desa di Kabupaten Batang mengalami kekeringan.
- Moeldoko Sebut Pandemi Hasilkan Pemikiran Baru Hadapi Era Normal Baru
- Refleksi Akhir Tahun 2021, Wali Kota Salatiga Sebut Covid-19 Sebabkan RPJMD Terkendala
- Cegah Penyelundupan, Polsek Cepogo Ajak Pedagang Bersikap Tanggap
Baca Juga
Kepala pelaksana BPBD Batang, Ulul Azmi menyebut ada dua daerah terparah.
"Paling parah adalah desa Wonodadi. Hingga kini kami sudah mengirim tujuh tangki air," tuturnya di kantornya, Rabu (16/10).
Ia menjelaskan, satu tangki air berisi 4.000 liter jadi desa Wonodadi sudah mendapat 28 ribu liter air bersih.
Selain desa Wonodadi, desa Candi juga mendapat dropping air.
Adapun desa lain yang kekeringan antara lain Kemiri timur, Kemiri barat, Penundan dan Wonomerto.
"Sedangkan untuk desa Kemiri Barat kemarin kami bantu pipanisasi dan cari sumber mata air baru," jelasnya.
Di sisi lain, sejumlah desa di Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang mengalami kekeringan.
Camat Kandeman, Dwi Riyanto mengatakan kekeringan dialami lahan pertanian.
"Kalau untuk yang parah banget tidak ada. Kekeringan sawah di sebelah utara jalan raya, kalau yang selatan (dekat gunung) masih bisa ditanami palawija meski air berkurang," jelasnya.
Ia menuturkan dari 13 desa di wilayahnya, hingga kini tidak memerlukan dropping air.
Sepanjang musim kemarau, bencana yang sering muncul justru kebakaran lahan tebu atau sengon.
- Pedangang Pasar Johar Belum Satu Suara
- Rombongan Bhikkhu Thudong Tiba di Semarang
- DPRD Salatiga Prihatin Lihat Kondisi Kolam Renang Kalitaman