China Hadapi Bangkitnya Kelompok Separatis

Terlepas dari berbagai pendapat bahwa China diuntungkan dengan perebutan Afghanistan oleh Taliban, Beijing justru menghadapi ancaman besar dengan bangkitnya kelompok itu.


Ancaman itu adalah ETIM East Turkestan Islamic Movement , sebuah kelompok militan Uighur yang telah memperluas jaringannya di dalam dan sekitar Afghanistan, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.

Setelah Taliban merebut kendali Afghanistan, ETIM yang kurang begitu dikenal muncul ke permukaan.

"Amerika Serikat adalah negara yang kuat, ia memiliki strateginya sendiri, dan kami melihat penarikan pasukan hari ini dari perang di Afghanistan, yang menimbulkan kerugian ekonomi besar, sebagai cara untuk menghadapi China, yang merupakan musuh semua umat Islam dan agama di Bumi," ujar jurubicara ETIM, seperti dimuat Newsweek, Minggu (12/9).

"Kami percaya bahwa oposisi AS terhadap China tidak hanya akan menguntungkan Partai Islam Turkestan dan rakyat Turkestan, tetapi juga seluruh umat manusia," tambahnya.

Pernyataan dari ETIM sendiri muncul setelah Taliban memberikan jaminan kepada China bahwa kelompok teror tidak akan diizinkan untuk menggunakan wilayah Afghanistan dalam kegiatan mereka.

Meski begitu hubungan antara Taliban dan kelompok-kelompok militan ini dikenal secara luas.

Kebangkitan ETIM setelah Taliban merebut kendali Afghanistan juga diiringi dengan serentetan serangan terhadap personel dan proyek China di Pakistan yang seakan menjadi "peringatan".

Pada Juli 2021, sembilan pekerja China tewas dalam sebuah serangan bom bunuh diri di Pakistan. Itu merupakan salah satu serangan paling mematikan yang menargetkan warga negara China di luar negeri dalam beberapa tahun terakhir.

Siapa itu ETIM?

ETIM dilaporkan memiliki beberapa ratus anggota yang berbasis di Badakhshan. Mereka dikenal memiliki hubungan dengan Al Qaeda, dan telah dimasukkan dalam daftar teror PBB pada 2002. Namun pada November 2020, pemerintah AS di bawah pemerintahan Donald Trump menghapus ETIM dalam daftar teror.

ETIM memiliki agenda transnasional yang menargetkan Xinjiang, China, dan Koridor Ekonomi China - Pakistan, serta Chitral, Pakistan, yang merupakan ancaman bagi China, Pakistan, dan negara-negara regional lainnya.

Kelompok ini aktif mengungkap pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh China kepada Uighur.