China Sudah Borong Tes PCR Covid-19 Sebelum Melaporkan Kasus Pertama

China dilaporkan telah melakukan pembelian alat tes polymerase chain reaction (PCR) yang signifikan sebelum melaporkan kasus pertama Covid-19.


Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh situs keamanan siber asal Australia, Internet 2.0, penjualan tes PCR pada 2019 melonjak menjadi 67,4 juta yuan. Angka itu naik secara signifikan dari 36,7 juta yuan pada 2018, dan 29,1 juta pada 2017.

"Kami telah sampai pada kesimpulan bahwa berdasarkan data yang dianalisis, itu menunjukkan bahwa virus itu sangat mungkin menyebar dengan ganas di Wuhan, China, pada awal musim panas 2019 dan pasti pada awal musim gugur," kata laporan itu, seperti dimuat Stuff.

Dalam laporan tersebut juga disebutkan terjadi pembelian alat tes PCR pada 2019 secara "signifikan dan abnormal" oleh Rumah Sakit Tentara Lintas Udara Tentara Pembebasan Rakyat, Institut Virologi Wuhan, Universitas Wuhan Sains dan Teknologi, serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Hubei.

China pertama kali melaporkan kasus pertama Covid-19 di Wuhan pada 31 Desember 2019.

"Internet 2.0 menyimpulkan dengan keyakinan tinggi baha pandemi dimulai jauh lebih awal daripada yang dilaporkan China kepada WHO tentang Covid-19," kata laporan itu.

Co-Chief Executive Officer (CEO) Internet 2.0 sekaligus peneliti utama laporan itu, David Robinson mengatakan temuan itu memperkuat kemungkinan virus corona muncul sebelum 31 Desember 2019.

"Laporan ini tidak mengidentifikasi titik waktu tertentu di mana pandemi muncul. Fakta bahwa China telah berusaha keras untuk memastikan bukti konklusif tidak dapat diperoleh, sayangnya kami mungkin harus bergantung pada titik data pihak ketiga," ujarnya.

Tes PCR sendiri digunakan selama beberapa dekade sebagai metode standar untuk menguji patogen, selain virus corona. Bukan hanya pada manusia, tes PCR juga dilakukan pada hewan, demikian dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.