Dita Belajar Rakit Bom Dari ISIS Di Suriah

Dita Oepriarto, pelaku bom bunuh diri Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Jawa Timur ternyata pernah berguru perakitan bom dengan ISIS di Suriah. Dita bersama keluarga pernah pergi ke Suriah belajar strategi teror ISIS.


Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan Keluarga Dita merupakan satu dari 500 pihak yang pulang dari Suriah Ke Indonesia.

Dalam data yang didapat, Tito menjelaskan sekitar 1000 orang pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Sementara 500 orang lainnya masih di Suriah, dan 103 diantaranya sudah meninggal di Suriah.

Mereka bergabung dengan ISIS dan kembali ke Indonesia. Tito menjelaskan Dita merupakan sel dari  Jemaah Ansorut Daulah (JAD).

"Yang kembali dari Suriah 500, termasuk di antaranya keluarga ini," ujar Tito saat konfrensi pers di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (13/5) seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Hasil identifikasi Polri, keluarga Dita merupakan pihak yang melakukan aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.

Diketahui bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya.

Pelaku merupakan dua anak laki-laki Dita bernama Yusuf Fadil (18) dan Firman (16). Keduanya menggunakan motor yang menerobos masuk ke Gereja Santa Maria Tak Bercela. Bom diduga diletakkan di pangkuan pelaku.

Selang sekitar lima menit kemudian bom kedua meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno dan tidak lama kemudian bom meledak di gereja GKI di jalan Diponegoro.

Pelaku yang menyerang di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya yang menggendarai Mobil Avanza adalah Dita.

Dita melakuakn serangan bom bunuh diri dengan cara menabrakkan mobil yang dikemudikannya ke Gereja Pantekosta.

Namun sebelum melakukan aksinya, Dita terlebih dahulu mengantar isteri dan dua anak perempuannya di Gereja GKI Jalan Diponegoro.

Isterinya yang diduga meninggal bernama Puji Kuswati. Kemudian kedua anak perempuan Fadila Sari (12) dan Pamela Rizkita (9).