DPRD Kota Semarang mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk segera membongkar lapak-lapak yang ada di bekas relokasi Johar di Masjid Agung Jawa Ten
- Setahun Menjabat Wali Kota Solo, Harta Gibran Bertambah Rp 4,1 M
- KPU Salatiga Tunjuk RS Dr. Moewardi Solo Tempat Rujukan Pemeriksaan Pasangan Calon Wali Kota
- Satu Calon Tak Penuhi Syarat, Tujuh Bacabup dan Bacawub Kudus Berebut Simpati dan Restu Ketua Umum PKB
Baca Juga
Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Joko Susilo melihat dengan masih adanya pedagang Johar yang menempati di pasar bekas relokasi MAJT maka akan membuat pasar Johar baru termasuk Shopping Center Johar (SCJ) tidak bisa terisi dengan maksimal. Sehingga, ia meminta agar Pemkot bisa tegas untuk segera membongkar lapak di MAJT.
“Pemerintah harus segera menutup eks relokasi Johar di MAJT. Itu kalau sudah ditutup pasti mereka akan pindah sendiri,” kata Joko, Rabu (21/6).
Ia bahkan beranggapan jika Pemkotvtidak tegas untuk membongkar atau menutup pasar di MAJT, maka tidak dipungkiri jika pasar Johar, Kanjengan hingga SCJ akan tetap sepi. Pasalnya, konsentrasi pedagang dan pembeli terpecah menjadi dua.
“Persoalan pedagang di eks relokasi Johar di MAJT itu, sampai ada sebutan dua kaki karena mereka sudah punya lapak di Johar tapi masih ingin berdagang di sana. Persoalan-persoalan seperti ini kan butuh ketegasan pemerintah untuk meneylesaikan permasalahan ini,” paparnya.
Joko juga meminta untuk penataan SCJ juga harus diperhitungkan secara matang. Agar hasil kerja meras Dinas Perdagangan dalam menata pedagang juga tidak sia-sia.
“Seng penting SCJ ora ruwet, jadi tolong bagi lapak sesuai dengan jumlahnya. Jangan sampai kapasitas semisal cuma 100 tapi yang dibagi ada 200 pedagang,” pungkasnya.
- Kunjungi RSKW Demak, Komisi A DPRD Jateng Berikan Apresiasi Khusus
- Farras, Anak Mantan Wawali Salatiga, Bacalon Pertama Ambil Formulir Kepala Daerah Di PKS
- Pilkada Ulang Hapus Status Quo Kotak Kosong