DPRD Kota Semarang Panggil Kontraktor Proyek Ducting

Pengerjaan proyek ducting yang hingga saat ini masih berjalan di beberapa ruas jalan protokol Kota Semarang menuai banyak protes dari pengguna jalan. Pasalnya, banyak lubang bekas galian proyek ini yang masih menganga dan belum ditutup dengan rapi.


Hal ini membuat Komisi C DPRD Kota Semarang memanggil kontraktor dari Bumi Pandanaran Sejahtera (BPS) dan Moratelindo untuk melakukan evaluasi. 

Komisi C melihat pembangunan tahap pertama di delapan ruas jalan ini dianggap mengecewakan, karena penambalan lubang tidak rapi dan tidak rata. 

Misalnya saja di Jalan Pandanaran yang masih ada beberapa lubang yang dibiarkan menganga dan material proyek yang masih diletakkan di pinggir jalan dan membahayakan pengguna jalan.

"Kita panggil pihak kontraktor, kita lakukan koordinasi dan evaluasi pengerjaan ducting yang dilakukan Bhumi Pandanaran Sejahtera (BPS) dan Moratelindo tentang Ducting di Semarang," kata Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, HM. Rukiyanto, Jumat (15/10).

Rukiyanto menyebut jika proyek ducting yang dikerjakan terkesan asal-asalan, misalnya saja dalam penambalan bekas galian tidak rapi yang membahayakan pengguna jalan dan merusak estetika kota.

"Kita tekankan yang kurang rapi ini harus dilakukan perbaikan ulang agar kembali mulus. Jika memang tidak bisa dilakukan akan ada evaluasi untuk pembangunan fase kedua," jelasnya.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono menjelaskan nantinya seluruh jalan protokol di Ibukota Jawa Tengah akan dilakukan sistem ducting setelah delapan ruas jalan di tahap pertama ini selesai. 

"Harapan kami hasilnya harus baik, karena nilai investasinya besar. Masyarakat banyak yang mengeluh aspal penambalan tidak rata dan membahayakan," ucapnya.

Suharsono meminta agar penambalan tidak hanya dilakukan di bekas galian dengan lebar 60 centimeter, namun bisa dilakukan dua kali lipat sehingga terlihat rata dan kemudian bisa dilakukan pengaspalan ulang setelah seluruh proyek tahap pertama ini selesai dilakukan.

"Sekarang ini bisa dibilang tidak layak pakai untuk ruas jalan yang dilakukan ducting, harusnya diperbaiki dengan dikembalikan sebagaimana mestinya," imbuhnya.

Selain itu, setelah pembuatan ducting tahap pertama rampung, harus segera dilakukan uji coba ducting dengan memindah kabel fiber optik yang ada di udara kedalam tanah. 

Harapannya dengan nilai investasi yang besar, bisa memberikan manfaat yang besar bagi warga Semarang bukan malah menambah masalah.

"Namun kami juga mengapresiasi proyek ini, karena untuk memperindah estetika kota, sehingga kami wanti-wanti harus dilakukan sebaik mungkin," bebernya.

Sementara itu, Direktur BPS, R. Hendro Prasetyo menjelaskan jika memang perlu ada perbaikan dari mengament proyek untuk dilakukan evaluasi, seperti halnya waktu pengerjaan dan cuaca, serta secara management ataupun pengerjaan teknis di lapangan.

"Kita tadi sepakat setelah pengerjaan selesai akan kami kembalikan, kalau saat ini ada aspal yang kurang rata karena memang masih berproses. Nanti akan kita aspal lagi agar kembali seperti semula," ungkapnya.

Kendala yang ada dilapangan kata dia salah satunya adalah lebar galian yang hanya sekitar 60 centimeter perlu ada perlakuan teknis yang berbeda ketika akan menggali dan menambal. Selain terkait material, pihaknya berjanji tidak akan lagi tumpukan material di pinggir jalan.

"Kalau masalah material beberapa waktu lalu memang belum sinkron antara pengerjaan dan material yang datang, sekarang kalau material datang pasti akan kita pasang sehingga tidak ada lagi tumpukan," pungkasnya.