Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menolak menjadi calon wakil presiden (Cawapres) petahana Joko Widodo (Jokowi). Dengan Prabowo menjadi pendamping Jokowi diyakini Pilpres 2019 diramaikan hanya satu pasangan calon.
- Tak Cuma UMKM, Bumdes, dan Koperasi Bakal Dilibatkan di Program Makan Gratis Prabowo-Gibran
- Andi Arief: Bobby Nasution Harap Pertimbangkan Mantan Wakil Rektor UBK Sebagai Wakil Gubernur
- Masa Jabatan Habis 5 September, Ini Tiga Nama Pj Gubernur Pengganti Ganjar
Baca Juga
"Itu tidak bisa. Bahaya untuk negara kita. Nanti Jokowi-Prabowo bisa lawan kotak kosong, kalau lawan kotak kosong dan kalah, presidennya siapa nanti. Inikan bahaya. Grupnya Jokowi jangan memaksakan diri," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono dalam sebuah diskusi di di Jakarta, Sabtu (3/3) seperti dikutip Kantor Berita Politik
Dia menduga wacana memasangkan Jokowi-Prabowo diarahkan oleh lembaga survei.
"Seluruh lembaga survei metodenya mengarahkan Jokowi dan Prabowo. Prabowo harus menjadi wakilnya Jokowi. Kami katakan lembaga survei bukan urusan kami," tekan Arief.
Lebih lanjut Arief memberikan saran kepada Jokowi untuk memilih cawapresnya dari kalangan TNI. Hal itu menurutnya karena negara di bawah kepemimpinan Jokowi rentan akan ancaman perpecahan akibat isu SARA.
"Kalau Prabowo nanti dengan siapa, banyak. Bisa nanti dengan gubernur Jakarta, siapa saja, PDIP, dan PKB karena PKB sampai sekarang belum menentukan dia dukung siapa. Prabowo didukung seluruh pengurus internal. Prabowo sendiri tidak mengamini kalau dia jadi wakilnya Jokowi," pungkasnya.
- Ahmad Luthfi Mengaku Siap Memajukan Pendidikan Pesantren Mendunia
- Wacana MLB NU Mencuat, Presidium MLB NU se-Sumatera Terbentuk
- Lolos Evaluasi Kinerja, 62 Panwaslucam Terpilih Kembali