Sejumlah umat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Grobogan membuat pohon Natal dari barang bekas dan jerami merayakan kelahiran Tuhan Yesus.
- Kreativitas Perempuan Jadi Fokus Seminar Hari Kartini DPPKBP3A Sukoharjo
- Anggaran Perbaikan RTLH Kabupaten Batang Turun Drastis
- Gelontor Dana Rp 1,2 Miliar untuk Pembangunan Taman Ecobrick
Baca Juga
Salah satu jemaat dari Gereja Kristen Jawa Purwodadi, Sani Hari Prasetyo mengatakan, ide pembuatan pohon Natal barang bekas terinspirasi di Solo.
"Buat idenya itu dadakan. Mulai pohon, buah dan lain sebagainya manfaatin barang-barang bekas, namun didesain seunik mungkin," ucapnya, Rabu (20/12).
Terdapat enam pohon Natal berdiri di pinggir jalan serta dua pohon Natal berada di atas gapura gereja. Untuk waktu pengerjaan, satu buah pohon Natal dari jerami membutuhkan waktu selama tiga hari.
"Kalau untuk yang bambu anyaman butuh waktu sekitar lima hari hingga satu pekan," ucapnya.
Pihaknya mengatakan, dalam pengerjaan tersebut, ada sekitar empat sampai lima orang, dalam waktu senggang.
"Karena para jemaat gereja, memiliki pekerjaan semua setiap harinya," katanya.
Dia mengatakan, untuk hiasan ornamen gereja juga memanfaatkan barang-barang bekas termasuk botol bekas dijadikan photobooth.
"Tinggi pohon sekitar satu setengah meter, seperti yang ada di pinggir jalan raya itu," ucapnya.
Pihaknya ingin menciptakan suasana Natal berbeda dari gereja lainya, dengan pemanfaatan barang bekas tidak berguna.
Pihaknya belum mengetahui secara detail rangkaian acara, baik dari pakaian digunakan. "Kalau tahun kemarin, konsep rangkaian perayaan langsung dari pendeta," sambungnya.
Dia menjelaskan, untuk perayaan Natal tahun ini juga ada pohon Natal terbuat dari buah rambutan ditempatkan di dalam gereja.
"Habis ibadah, nantinya pohon Natal dari buah rambutan tersebut, akan dibawa keluar untuk perjamuan kasih dan makan bersama," tandasnya.
- Komunitas Pecinta Kencreng Serahkan Santunan untuk Keluarga Korban Longsor di Kalikalong
- Selama Tutup, LC Karaoke Sarirejo Salatiga Diawasi Ketat
- Dinpusip Purworejo Gelar Bimtek Berbasis Budaya Lokal