Helmi Yahya Curhat Susahnya Kembalikan Kejayaan TVRI

Televisi Republik Indonesia atau TVRI sebagai televisi penyiar milik negara masih bekerja keras mengembalikan kejayaan yang sempat hilang di era digitalisasi.


Demikian diungkapkan Direktur Utama TVRI, Helmi Yahya dalam Sarahsehan Nasional "Pers Kebangsaan dan Pembangunan di Era Digital" di Monumen Pers, Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/9).

Dalam sarasehan yang menjadi rangkaian Kongres XXIV PWI itu, Helmi bercerita bagaimana susahnya mengembalikan TVRI dengan segala keterbatasan, terutama pembiayaan.

"Anggaran kami sebagai BUMN hanya Rp 800 miliar atau kalau kita bandingkan dengan stasiun TV yang besar itu dana satu atau dua minggu TV lain setara setahun TVRI," ujar Helmi.

Helmi menjelaskan, fakta yang ada di TVRI yang menjadi kendala adalah sumber daya manusia yang dikatakannya sudah berumur dan mendekati usia pensiun.

"Kenyataan di TVRI yang perlu disampaikan bahwa 51 persen dari pegawai dan PNS di TVRI sudah berusia di atas 50 tahun atau sudah sebentar lagi pensiun," ungkapnya.

Meski begitu, lanjut Helmi, keterbatasan tidak menyurutkan semangat TVRI untuk kembali berjalan. Untuk menggaet generasi milenial, TVRI terus melakukan pengemasan ulang untuk promosi kepada masyarakat.

"Untuk mengembalikan kejayaan TVRI kami pakai tagar #KamiKembali dan kami terus lakukan re-branding dengan mengajak generasi milenial," tukasnya.