Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, mengunjungi dua sekolah yang menjadi sekolah ujicoba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yakni SMPN 2 dan SDN Pekunden.
- Jawab Tantangan di Sektor Pendidikan Butuh Kemampuan Inovasi dan Kolaborasi
- Tiga Pendeta di UKSW Menyandang Predikat Doktor Sosiologi Agama
- Bidik Anugerah ASEAN Eco School 2027, Tiga SMP Digembleng DLH Rembang
Baca Juga
Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, mengunjungi dua sekolah yang menjadi sekolah ujicoba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yakni SMPN 2 dan SDN Pekunden.
Menurut Hendi, dua sekolah yang saat ini menjadi role model PTM sudah menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Mulai dari pengecekan suhu tubuh sebelum masuk ke dalam sekolah, mencuci tangan, selalu menggunakan masker, dan menjaga jarak antar sesama siswa dan pengajar.
Ruang kelas juga hanya diterapkan 50% dari total siswa dalam satu kelas. 50% sisanya akan mengikuti pembelajaran melalui daring.
"Artinya secara keamanan insyaallah aman, harus sering diingatkan karena anak-anak kan biasanya masih suka lupa misal saat jam istirahat ya harus tetap jaga jarak," kata Hendi, Rabu (7/4).
Selain itu, SDN Pekunden bahkan juga menerapkan sistem jam masuk yang dibedakan 10 menit setiap kelasnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kerumunan dan kontak fisik.
Untuk tingkat SD, pada masa ujicoba ini hanya kelas 5 dan 6 saja yang melakukan PTM, nantinya setelah dua minggu akan dilakukan evaluasi.
"Yang datang ke sekolah harus di batasi jika SD mulai dari kelas 5 dan 6 nanti dievaluasi 2 minggu jika memungkinakan akan ditambah kelasnya, agar melangkahnya tetap mencerdaskan siswa tapi tidak menumbuhkan klaster baru," ucap Hendi.
Sedangkan untuk siswa SMP memang diprioritaskan untuk siswa kelas 7 yang baru memasuki bangku SMP.
"Yang SMP dari kelas 7 karena kasihan kelas 7 ini kan baru lulus SD terus masuk SMP di masa pandemi makanya belum pernah ketemu sama temennya, jadi kita prioritaskan kelas 7 dulu agar bisa bersosialisasi," tuturnya.
Hendi menargetkan, bulan Juli semua sekolah di kota Semarang sudah bisa membuka sekolah tatap muka dengan belajar dari role model empat sekolah yang saat ini melakukan ujicoba. Sehingga mulai saat ini sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta bisa menyiapkan apa yang harus ada saat PTM nanti mulai dibuka.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri mengatakan jika dalam dua minggu kedepan, PTM berjalan dengan lancar maka sekolah di tiap kecamatan yang ada di Kota Semarang akan satu per satu dibuka. Asalkan sekolah sudah siap dengan penerapan protokol kesehatan bagi guru dan murid di dalam lingkungan sekolah.
"Nanti dua minggu kita akan pantau dan evaluasi, jika memang lancar dan tidak ada masalah maka akan ditambah jumlah siswanya maupun jumlah kelasnya tergantung dengan sekolah masing-masing.
Sejauh ini tidak ada kendala, dan kedepan mungkin tiap kecamatan akan ada sekolah tatap muka," jelas Gunawan.
Gunawan juga menyebutkan jika pada awal Januari 2021 lalu sebenarnya semua sekolah yang ada di Kota Semarang baik negeri maupun swasta sudah siap untuk melakukan PTM. Namun karena pada bulan Desember kasus aktif Covid di Kota Semarang meningkat, maka PTM saat awal tahun di urungkan. Bahkan pihaknya yakin jika sebelum Juli nanti semua sekolah sudah bisa melakukan PTM jika memang hasil evaluasi baik dan tidak muncul klaster PTM.
"Sampai saat ini aman-aman saja tidak ada yang bergejala, menurut dinas kesehatan kemungkinan tertular anak usia dibawah 18 tahun sangat kecil, jika terpapar anak-anak akan sembuh dengan sendirinya tidak sampai kerumah sakit, namun tetap protokol kesehatan harus dijaga." pungkasnya. [sth]
- Penerapan Kurikulum Merdeka secara Nasional, Siapkan Matang Kapasitas Guru dan Infrastruktur
- 120 Warga Kawasan Borobudur Dilatih InJourney Hospitality House
- Karya Inspiratif Mahasiswa Desain UKSW Sita Perhatian Masyarakat