Indonesia dinilai perlu untuk berinvestasi di Arab Saudi untuk memutar
roda perekonomian nasional, di mana setiap tahunnya banyak warga yang
melakukan haji dan umrah.
- Stabilkan Harga, Pemda Demak Gelar Operasi Pasar
- Bandara Adi Soemarmo Layani Rapid Tes PCR Dengan Biaya Rp900 Ribu
- Bandara Soekarno-Hatta Terapkan Validasi Dokumen Kesehatan Secara Digital
Baca Juga
Indonesia dinilai perlu untuk berinvestasi di Arab Saudi untuk memutar roda perekonomian nasional, di mana setiap tahunnya banyak warga yang melakukan haji dan umrah.
Menurut data yang dikutip oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu, Indonesia mengirim 221 ribu orang atau nomor satu terbanyak di dunia untuk berangkat haji pada 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.
"Dikalilkan biaya haji itu 70 juta, maka setiap tahun itu ada alokasi sekitar 15 triliun untuk penyelenggaraan ibadah haji. Itu sebagian besar berputarnya di Arab Saudi," ujar Anggito dalam webinar Infobank pada Rabu (10/3), dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Selain haji, Indonesia juga menjadi pasar umrah nomor kedua terbesar di dunia setelah Pakistan. Setiap tahunnya, Indonesia mengirim hampir 1 juta orang. Untuk 2019, Indonesia mengirim sekitar 950 ribu orang, sementara Pakistan 1,5 juta.
Bisa dibayangkan kalau paket umrah itu 30 sampai 50 juta, maka berapa sebetulnya dampak ekonomi dari itu, di Indonesia maupun Arab Saudi," lanjut dia.
"Idealnya, kalau kita punya hotel di Arab Saudi atau fasilitas di Arab Saudi, maka ekonomi itu bisa berputar. Itu cita-cita kita semua untuk bisa berinvestasi di Arab Saudi," pungkasnya.
- Menyusuri Jalur Sutra Tiongkok-Uzbekistan-Indonesia
- Gelar Seminar Nasional ‘Indonesia Youth Movement’, WIMNUS Gelorakan Semangat Wirausaha
- Kedaulatan Udara Dan Legacy Garuda, Sudut Pandang Penguasaan Langit Indonesia