Inflasi Tinggi, Harga Beberapa Bahan Pokok Rumah Tangga di Semarang Naik

Harga Beberapa Kebutuhan Pokok Atau Sembako Di Pasar Jatingaleh Dan Peterongan Alami Kenaikan Jelang Ramadhan Diakibatkan Inflasi Karena Stok Terbatas Dan Harga Mengikuti Naik, Rabu (21/01). Foto: Dicky A Wijaya/RMOLJateng
Harga Beberapa Kebutuhan Pokok Atau Sembako Di Pasar Jatingaleh Dan Peterongan Alami Kenaikan Jelang Ramadhan Diakibatkan Inflasi Karena Stok Terbatas Dan Harga Mengikuti Naik, Rabu (21/01). Foto: Dicky A Wijaya/RMOLJateng

Awal Februari ini harga beras di beberapa pasar tradisional Kota Semarang naik bahkan kini menyentuh Rp 20 ribu per kilogram. Kenaikan ini dirasakan masyarakat, utamanya kalangan ibu-ibu rumah tangga yang mengeluh harga naik menyebabkan kebutuhan uang belanja harian meningkat memberatkan bagi mereka. 

Harga beras yang naik ternyata disusul bahan pokok lainnya. Pantauan Rabu (21/2) di Pasar Peterongan dan Jatingaleh memperlihatkan bahwa tercatat harga telur ayam juga naik, jadi Rp 29 ribu per kilogram atau naik sebesar Rp 4 ribu dari sebelumnya Rp 25 ribu. Sementara daging ayam, naiknya Rp 2 ribu, dari semula Rp 32 ribu kini menjadi Rp 34 ribu per kilogram. 

Salah satu pedagang Pasar Jatingaleh, Rohimah, mengatakan ayam dan telur baru dua hari ini naik. Harga naiknya sendiri wajar dan stok masih banyak dan aman. Pembelian juga normal seperti biasanya tidak terpengaruh kenaikan. 

"Telur naiknya Rp 4 ribu sedangkan daging ayam naik Rp 2 ribu. Wajar sih mas. Setiap bulan juga kadang naik bisa juga turun. Apalagi sebentar lagi bulan depan sudah puasa Ramadhan. Tapi tidak tau, apa ada pengaruh harga beras naik atau harganya sendiri-sendiri beda-beda," kata Rohimah. 

Di Pasar Peterongan, Sutini (46) pedagang daging, mengaku tidak mengetahui pasti penyebab harga daging ayam naik. Namun, setahunya, permintaan masyarakat diduga mulai tinggi jelang Ramadhan sehingga berpengaruh dengan harga dan stok barang dagangan. 

"Mulai naik mas, ayam hari ini harganya jadi Rp 34 ribu biasanya Rp 32 ribu. Ini kan dua mingguan lagi puasa jadi bahan-bahan pokok, lauk pauk, harganya naik pembelian tambah banyak. Setahu saya stok juga kurang di peternak, sehingga harga akhirnya naik. Tapi sebenarnya kita tidak tau pastinya kok bisa naik," ucapnya. 

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Bahtiar Efendi memastikan tim pengendalian inflasi telah melakukan beberapa upaya untuk menstabilkan harga kebutuhan agar bisa normal. Inflasi yang terjadi cukup besar, sehingga berdampak naiknya harga. 

"Tim pengendalian harga secara rutin melaksanakan pemantauan kenaikan dan stok agar inflasi berhasil di atasi. Inflasi telah meningkat sejak awal tahun dan terus naik, menyebabkan kenaikan harga bahan pokok yang banyak dicari masyarakat. Kami bersama lintas instansi terkait lainnya akan terus berupaya menormalkan harga agar tidak membebani masyarakat Kota Semarang berbelanja kebutuhan," terangnya.