Joko Widodo harus berhati-hati dalam memilih calon wakil presiden (Cawapres) pada Pilpres 2019. Jika tidak, petahana yang akrab disapa Jokowi itu berpeluang kalah di Pilpres tahun depan.
- KSP: Kelanjutan Pembangunan Bendungan Bener Kedepankan Dialog dan Musyawarah
- KPU Salatiga Tetap Umumkan Nama Pemenang Caleg PDI-P Hasil Pileg 2024, Dance: Ada Verifikasi
- Jalan Sehat Serentak, PDIP Banjarnegara Ajak Menangkan Paslon 01
Baca Juga
"Jangan sampai salah mengambil cawapres, itu sama saja bunuh diri politik," kata pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Center, Sarwi Pangi Chaniago saat berbincang dengan redaksi, Rabu (11/7), dikutip dari Kantor Berita
Sosok yang tepat untuk mendampingi Jokowi menurut dia adalah seorang ulama yang memiliki jam terbang dan sucses story dalam pemerintahan. Pasalnya, selama ini Jokowi kurang bagus dalam upaya maintenance isu umat dan Islam.
"Terkesan kelompok beliau dituduhkan anti Islam, memusuhi Islam dan merasa paling Pancasila, menghadap-hadapkan antara yang paling nasionalis dan kelompok Islam. Jadi Jokowi harus mengambil kombinasi ideal yaitu nasionalis religius, merepresentasikan Indonesia," jelas pria yang akrab disapa Ipang ini.
Selain itu, lanjut Ipang, dalam memilih cawapres, Jokowi pun harus mempertimbangkan kalau sosok yang dia pilih itu bakalan berimbas pada kenaikan tingkat elektabilitas.
"Jangan sampai mengambil cawapres namun tak memberikan dampak politik secara elektoral. Harus tuntas dan matang mengkalkulasi secara matematika politik dalam memutuskan cawapres pendampingnya. Cawapres menjadi determinan menentukan kemenangan selain efektivitas mesin Parpol, jam terbang, personal branding, prestasi, capaian, program pro rakyat serta piawai memainkan sintemen dan isu dalam rangka mendulang elektoral pilpres," urainya.
Namun, kata dia sosok itu bukan orang dari kalangan Parpol. Hal itu positif bagi Jokowi karena tidak akan ada satupun partai pendukung yang meradang ataupun hengkang dari koalisi
"Tidak akan ada cawapres dari parpol pengusung koalisi Jokowi meradang. Sama-sama enggak dapat. Namun tetap mengawasi dan membantu Jokowi. Yang pasti parpol lebih bisa menerima cawapres dari profesional, karena bukan dari kader parpol, tidak ada yang bakal meradang," demikian Ipang.
- KPU Demak Targetkan Akhir Januari Estimasi Pengepakan Logistik Selesai
- Bawaslu Kota Semarang Umumkan 4.646 Calon PTPS Terpilih
- Paslon Gubernur Jateng dari PDI-P Andika Perkasa-Hendrar Prihadi Jalani Pemeriksaan Kesehatan Di RS Kariadi Semarang