Seorang jurnalis foto asal India, Danish Siddiqui, harus meregang nyawa ketika meliput pertempuran antara pasukan Afghanistan dan Taliban di Provinsi Kandahar.
- Seribu Petugas Dikerahkan untuk Bantu Memerangi Kebakaran Hutan Yunani
- Pemutakhiran Korban Penembakan AMPP
- Korsel Akan Kurangi Penjagaan Perbatasan
Baca Juga
Jurnalis foto untuk Reuters itu dibunuh oleh Taliban ketika mereka menyerbu distrik Spin Boldak, Provinsi Kandahar, perbatasan Afghanistan dan Pakistan pada pekan lalu, dilansir dari Kantor Berita RMOL.
Menurut jurnalis Afghanistan sekaligus CEO Afghan Orban Weekly, Ahmad Lodin, mayat Siddiqui tidak dihormati dan dimutilasi ketika dibawa ke RS Mirwais, Kandahar pada Jumat (16/7) pukul 8.15 malam waktu setempat.
Dikutip Sputnik pada Rabu (21/7), sumber pemerintah India juga mengonfirmasi bahwa mayat Siddiqui telah diserahkan oleh Taliban ke Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
Siddiqui diketahui telah berada di Afghanistan selama hampir sebulan, dan tiba di Kandahar sepekan sebelum insiden mematikan tersebut.
Ia bergabung dengan Sediq Karzai, seorang komando Pasukan Khusus Afghanistan ketika Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan (ANSF) berupaya untuk merebut kembali Spin Boldak dari Taliban.
Menurut Lodin, baik Siddiqui dan Karzai berada di dalam mobil ketika mereka berhenti di dekat daerah perbukitan. Saat itulah mereka disergap oleh Taliban.
Keduanya tewas dalam serangan Taliban.
Sehari sebelumnya, Siddiqui telah memberi tahu Reuters bahwa ia terluka di lengan karena pecahan peluru ketika meliput bentrokan antara Taliban dan pasukan Afghanistan.
Taliban sendiri telah membantah bertanggung jawab atas kematian Siddiqui.
"Pejuang kami tidak pernah memutilasi mayat. Itu bertentangan dengan aturan Islam. Dia telah bergabung dengan pasukan keamanan Administrasi Kabul dan datang ke lokasi pertempuran tanpa berkoordinasi dengan kami. Tidak ada yang tahu siapa dia," ujar jurubicara Taliban, Suhail Shaheen.
Jenazah Siddiqui dipulangkan ke India pada 18 Juli dan dimakamkan di Universitas Jamia Milia Islamia yang berbasis di New Delhi pada malam harinya.
- Laporan Oxfam: Covid-19 Membunuh yang Miskin dan Memperkaya yang Kaya
- Pencarian Eril Ridwan Kamil di Sungai Aare Dilanjutkan Kembali
- Indonesia-AS Lakukan Dialog Strategis Perdana