Kebijakan Bupati Tegal tentang kewajiban aparatur sipil negara (ASN) menggunakan seragam berbahan batik ciprat, ecoprit maupun goyor membuat resah komunitas disabilitas. Terutama untuk komunitas Disabilitas yang selama ini memproduksi batik ciprat.
- Cek Kelangkaan Gas Melon, Pemkab Batang Beberkan Temuan Sidak Lapangan
- Pemkab Karanganyar Gencarkan Berantas Rokok Ilegal di Pasar Nglano
- Harga BBM Non Subsidi Turun 1 Oktober 2024, Segini Harga Pertamax dan Dex Seris
Baca Juga
Kepala UPTD Loka Bina Karya Patriawati Narendra merasa kecewa karena komunitas Disabilitas tidak dilibatkan untuk pengadaan seragam.
"Saya di sini mewakili komunitas disabilitas yang mengeluhkan harga batik ciprat di pasaran yang lebih murah daripada batik ciprat hasil produksi komunitas disabilitas," katanya bersama 3 komunitas disabilitas, Rabu (27/9).
Ia menyebut kebijakan Bupati Tegal memang membuka pasar untuk produksi lokal. Namun, kebijakan tidak melihat pemberdayaan warga disabilitas dan hanya diserahkan pada pasar umum.
Patriawarti menyebut harga dan kualitas batik ciprat di pasaran umum tidak sebagus produk produk batik ciprat disabilitas.
"Saya sangat kecewa, karena kami sudah merintis pemberdayaan warga disabilitas di desa Dukuhsalam dan Desa Bulakpacing sudah jatuh bangun melalui bantuan dari Kementerian Sosial," tuturnya.
Menurutnya, Sesuai dengan amanah Undang-undang No. 11 Tahun 2009 bahwa komunitas ini wajib difasilitasi dan diberikan perlindungan.Sehingga kebijakkan daerah harusnya bisa mengayomi komunitas disabilitas.
Saat ini komunitas ini juga sudah didukung oleh Pemerintah Desa Bogares Kidul. Pemdes memfasilitasi warganya yang disabilitas dengan pemberdayaan batik ciprat.
"Untuk pemberdayaan ini, saya berharap empatisme Pemkab Tegal untuk memberikan perlindungan kepada teman-teman disabilitas," tandasnya.
Pendamping Disabilitas, Indra Era Fani prihatin dengan produk yang meniru batik ciprat karya komunitas disabilitas yang lebih murah.
"Kemarin ada yang memakai mengatasnamakan ini batik ciprat, akan tetapi setelah kami lacak itu ternyata batik cap yang hanya diciprat-ciprat atasnya saja," ujar Indra
Ia menjelaskan produk batik ciprat yang asli itu motifnya tidak bisa sama. Warnanya, coraknya sangat seni dan abstrak.
Batik ciprat adalah salah satu program pemberdayaan kepada komunitas disabilitas intelektual. Sebab para penyandang disabilitas sangat minim dalam mendapatkan lapangan pekerjaan.
- Kadin Indonesia Bantu 400 Tabung Oksigen untuk Pemkot Semarang
- Bisnis Perhiasan Bersiap Kembali Menggeliat
- Warga Grobogan Keluhkan Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kilogram