- 3.198 Siswa di Salatiga Terima Bantuan Sosial Siswa Kurang Mampu
- Dinkes Jateng: Kasus Positif Covid-19 Sekolah di Blora Bukan Klaster PTM
- UKSW Terima Hibah dari Aruba
Baca Juga
SMP 11 Semarang menjadi pioneer dalam mengelola limbah lingkungan. Para siswa-siswi ini sukes menghasilkan 1.600 botol Eco Enzym.
"Proses pembuatannya cukup mudah dari berbagai limbah rumah tangga terutama buah dan sayur, daripada terbuang percuma maka kita arahkan untuk mengubah limbah tersebut menjadi ECO enzym," kata Kepala sekolah SMP 11, Dwi Astuti, usai acara panen ECO enzym di halaman SMP 11 di jalan karang Rejo Semarang, Jumat (19/1).
Dalam program yang diikuti 762 siswa dari kelas 7 hingga kelas 9 dan 52 guru dan karyawan ini, masing-masing peserta membuat dua botol, ECO enzym.
"Kami akan melanjutkan program ini secara berkelanjutan untuk peningkatan anak-anak dalam P 5 profil pelajar Pancasila. Bagaimana kita mengembangkan untuk Wira usaha?. Berwira usaha bukan hanya menghasilkan uang saja, namun juga mendaya gunakan barang yang tidak berguna menjadi bermanfaat" kata Dwi.
Salah satu siswa SMP 11 Hasna mufida mengaku senang bisa membuat ECO enzym di sekolah.
"Atas bimbingan dari bapak/ ibu guru, kami jadi mengetahu kalau limbah yang selama ini terbuang bisa bermanfaat " kata siswa kelas 8 D itu.
Sekretaris Daerah Relawan Dunia Eco Enzym (RDEE) Suharto SKom mengaku salut atas upaya yang dilakukan oleh siswa dan guru SMP 11 karena telah menjadi pioner pembuatan ECO enzym.
"Hasil dari ECO enzym ini bisa menjadi bank ECO enzym di Semarang" kata Suharto.
Dia menjelaskan manfaat dari ECO enzym ini sangat banyak , segudang manfaat yang kita tidak tahu.
"Selain Untuk menyuburkan tanaman, ECO enzym ini juga bermanfaat untuk pembersih lantai, menjernihkan kolam, mencuci pakaian yang secara medis untuk membersihkan luka habis operasi, luka jatuh sebagai pengganti Betadine," kata Suharto
Kasub pemulihan lingkungan dan perubahan iklim Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Agus Sumartono mengapresiasi program yang dilakukan oleh SMP 11.
Menurut Agus, pembuatan ECO enzym menjadi media edukasi untuk para siswa untuk mengolah sampah dan mencintai lingkungan.
"Kami berharap, program ini akan dikuti oleh sekolah lainya agar lingkungan semakin bersih dan bermanfaat untuk sesama" kata Agus.
- MBG Wonogiri Tetap Berjalan dalam Suasana Puasa Ramadan
- Wali Kota Semarang Dorong Gerakan Dengan Multiplier Economy
- Rektor Intiyas Ajak 694 Winisuda Periode III Tahun 2024 UKSW Berdampak Bagi Bangsa