Kematian Ibu Hamil di Kota Pekalongan Meningkat Dalam Tiga Tahun Terakhir

Kasus kematian ibu hamil di Kota Pekalongan mengalami peningkatan sejak 2019 hingga 2021.


Rinciannya, kasus kematian ibu hamil pada tahun 2019 ada enam kasus, tahun 2020 sembilan kasus dan tahun 2021 11 kasus. Pandemi Covid-19 turut berpengaruh. 

"Tahun 2022 hingga bulan Juni, pihaknya mencatat 5 kematian ibu hamil, 1 ibu hamil meninggal karena virus Covid-19 dan empat lainnya karena mengalami tekanan darah tinggi," tutur Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, dr Indah Kurniawati, M Kes, Kamis (23/6). 

Ia menambahkan, untuk kasus kematian pada bayi tahun 2019 tercatat 71 kasus, tahun 2020 52 kasus dan tahun 2021 ada 53 kasus. Pihaknya terus berusaha menurunkan angka kematian bayi. 

Indah menyebut, upaya untuk menekan kematian ibu hamil dan bayi antara lain penguatan kembali untuk para kader. Caranya, memperbarui pengetahuan baru terkait kesehatan ibu hamil dan pendekatan keluarga yang memiliki ibu hamil di rumah.  

Lalu meningkatkan gerakan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng. Dinas Kesehatan Kota Pekalongan menggandeng TP PKK Kota Pekalongan. 

"Banyak kasus kematian pada ibu hamil terjadi akibat keterlambatan merujuk dan penanganan kasus ibu hamil, karena si ibu menunggu keputusan dari keluarga," ujarnya. 

Ia mengatakan, perlu dilakukan pendekatan lebih kepada keluarga ibu hamil. Tentunya, ketrampilan kader sudah seharusnya ditingkatkan agar pemantauan ibu hamil dapat dilakukan secara lengkap dan urut. 

Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Hj Inggit Soraya mengatakan, melihat angka kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi perlu adanya perhatian dan penguatan kader. Kemudian, kerjasama antar berbagai pihak seperti dinas kesehatan, pemerintah kota, tokoh agama, serta organisasi wanita.