Beragam potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Kudus menarik minat Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), untuk berkunjung langsung di sejumlah destinasi wisata di kabupaten setempat.
- Pantai Arnavat Surodadi Destinasi Wisata Indah di Tengah Abrasi
- Jelang Perayaan Waisak, Borobudur Disibukkan Dengan Penataan Area Parkir
- Desa Wisata Sumberbulu, Karanganyar Masuk 50 Besar Pilihan Kemenparekraf
Baca Juga
Selama tiga hari berada di Kudus, agenda press tour perwakilan BKHM Kemendikbudristek bersama jurnalis ini, berkesempatan mengunjungi lokasi wisata religi ke Makam Syekh Hasan Sadzali di Pegunungan Muria Kudus baruibaru ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus, Mutrikah yang berkesempatan mendampingi kunjungan perwakilan BKHM Kemendikbudristek itu, kemudian mengajak mereka mencicipi uniknya Air Tiga Rasa yang berada kawasan Rejenu.
Tak hanya itu, rombongan BKHM Kemendikbudristek juga dikenalkan dengan aroma dan rasa kopi Robusta khas yang dibudidayakan para petani kopi di Pegunungan Muria Kudus.
Agenda ngopi tersebut juga dibarengi jagong gayeng bersama Penjabat Bupati Kudus Hasan Chabibie dan budayawan Kota Kretek, di Jembangan Coffee & Resto yang berlokasi di Desa Wisata Japan.
Sebelum menjelajahi potensi wisata di Pegunungan Muria, rombongan BKHM Kemendibudristek berkunjung di sejumlah museum di Kudus. Yakni di Museum Kretek, Museum Situs Purbakala Patiayam hingga Museum Jenang dan Gusjigang.
Saat berada di Museum Kretek, perwakilan BKHM Kemendikbudristek melihat 1.061 koleksi terkait sejarah keberadaan rokok kretek dari masa ke masa.
Mereka diperkenalkan tentang sejarah dan peninggalan Nitisemito, seorang produsen rokok asal Kudus dengan merek yang terkenal kala itu yakni Tjap Bal Tiga.
Nitisemito dikenal sebagai saksi sejarah dimulainya produksi rokok di Kudus. Dimana saat itu, Kudus dijadikan sentra pengolahan tembakau yang diambil dari Temanggung dan daerah lain di eks Karesidenan Kedu.
Sejarah produksi rokok yang dirintis Nitisemito juga menjadi cikal bakal Kudus hingga dikenal sebagai Kota Kretek.
Selain itu, rombongan BKHM Kemendikbudristek juga dikenalkan koleksi aneka macam tembakau dan cengkeh yang disimpan di museum setempat. Termasuk alat-alat produksi rokok, seperti mesin linting zaman kuno yang kini menjadi bukti sejarah.
Sejumlah tokoh-tokoh wiraswastawan rokok kretek di Kudus juga diperkenalkan kepada pengunjung. Seperti H Ali Asikin, M Atmowijdojo, MC Wartono dan beberapa tokoh lainnya.
Dihadapan rombongan BKHM Kemendikbudristek, Novi Noor . Hayati selaku edukator museum juga menjelaskan ada 1.061 koleksi di Museum Kretek yang sudah terinventarisasi.
Terbagi dalam enam jenis koleksi, meliputi biologika, etnografika, historika, heraldika, kramologika dan teknologika. Koleksi di Museum Kretek juga merupakan bukti sejarah di era 1920-an hingga sekarang.
Koleksi terbaru di museum setempat yakni meja linting hibah PT Nojorono yang bisa digunakan praktik melinting rokok. Koleksi meja linting itu dipajang di ruang pameran koleksi sebagai sarana edukasi bagi pengunjung.
"Hari ini kami kedatangan wisatawan dari Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek. Suatu kehormatan bisa berkunjung langsung di Museum Kretek, kami tunjukkan berbagai koleksi yang ada di museum," kata Novi.
Melalui kunjungan itu, Novi pun berharap keberadaan Museum Kretek satu-satunya yang ada di Indonesia semakin dikenal masyarakat secara luas hingga ke manca negara.
"Kami berharap koleksi-koleksi di Museum Kretek ini menjadi daya tarik wisatawan dari berbagai daerah untuk berkunjung ke Kabupaten Kudus," pungkasnya.
Agenda ngopi dan jagong gayeng bersama Penjabat Bupati Kudus Hasan Chabibie dan budayawan Kota Kretek. Arif Edi Purnomo/RMOLjateng
- Kudus, Jadi Wakil Indonesia Dikancah Internasional
- Festival Pager Mangkok Jadi Wadah Pelajar Kudus Bereksplorasi Seni
- Warga Kudus Luka, Dua Rumah dan Satu Sekolah Rusak