Produsen pesawat raksasa, Boeing Company, diharuskan membayar lebih dari 6,6 juta dolar ke pemerintah Amerika Serikat (AS) karena gagal memenuhi kewajiban kinerja.
- Hanya China yang Bisa Pecahkan Misteri Asal-usul Pandemi Covid-19
- Korea Utara Panggil Pulang 43 Dubesnya
- Kazakhstan Bantu Padamkan Kebakaran Hutan Turki Kirimkan Dua Helikopter
Baca Juga
Produsen pesawat raksasa, Boeing Company, diharuskan membayar lebih dari 6,6 juta dolar ke pemerintah Amerika Serikat (AS) karena gagal memenuhi kewajiban kinerja.
Hal tersebut diumumkan oleh Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dalam pernyataan pada Kamis (25/2).FAA menilai Boeing telah gagal memenuhi kewajiban kinerja berdasarkan perjanjian penyelesaian 2015, di mana perusahaan berkomitmen untuk mengubah proses internalnya untuk meningkatkan dan memprioritaskan kepatuhan peraturan.
Akibatnya, Boeing harus membayar sebesar 5,4 juta dolar. Angka tersebut dinilai berdasarkan pelanggaran beberapa target yang dilakukan oleh Boeing. Terlebih beberapa manajer perusahaan tidak patuh terhadap paraturan FAA.
"Pabrik pesawat yang berbasis di Chicago itu juga setuju untuk membayar 1,21 juta untuk menyelesaikan dua kasus penegakan hukum FAA yang tertunda," lanjut regulator AS itu, seperti dikutip Sputnik.
Di bawah perjanjian 2015, perusahaan akan memenuhi target kinerja tertentu, dan memberi wewenang kepada FAA untuk menilai hukuman yang ditangguhkan jika gagal melakukannya.
Dilansir Kantor Berita RMOL, di tengah guncangan pandemi Covid-19, Boeing harus menghadapi berbagai masalah bertubi-tubi. Setelah berhasil menyelesaikan masalah terkait 737 MAX, Boeing saat ini dihadapkan dengan persoalan yang menimpa 777. [sth]
- Xi Jinping Perintahkan Optimalkan Operasi Penyelamatan China Eastern Airlines
- Saksi Kasus Korupsi PM Israel Benjamin Netanyahu Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Pribadi
- Polri dapat Apresiasi di Konferensi ASEANAPOL