Komisi VI DPR ingin harga pangan di bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri nanti ke masyarakat terjangkau. Begitu pula dengan harga dari produsen ke petani.
- Perkokoh Sinergi, Semen Gresik Gelar Silaturahmi bersama Media se-Jawa Tengah
- Naik 6,5 Persen, Sekda Banjarnegara Akui Masih UMK Terendah
- Pj Wali Kota Salatiga Minta Dinas Perdagangan 'Bangunkan' Pasar 'Mati'
Baca Juga
"Dengan kata lain kami tidak hanya ingin harga ke konsumen atau masyarakat murah tapi malah memberatkan petani, tidak demikian. Kami ingin harga ke masyarakat murah, dan petani pun mendapat harga yang bagus juga," ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR, Dito Ganinduto kepada wartawan di sela-sela rapat dengar pendapat (RDP) dengan Deputi BUMN bidang Pangan, Kepala Bulog, dan PTPN di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (21/5).
Hal ini disampaikan Dito menyusul informasi dari Kementerian Perdagangan yang akan kembali mengimpor 500 ribu ton beras. Walaupun pada kesempatan yang sama dijelaskan Kepala Bulog Budi Waseso bahwa ketahanan pangan bangsa saat ini terbilang cukup. Bahkan Bulog juga sempat mengungkapkan akan memberikan cadangan.
"Tadi kami sudah mempertanyakan mengenai cadangan. Cadangan itu mudah-mudahan sudah realtime. Sehingga tidak ada perbedaan antara Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan maupun Bulog terkait masalah beras," jelasnya seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL
Politisi Fraksi Partai Golkar ini juga menyinggung masalah kualitas dari beras impor yang konon memiliki kualitas bagus, tapi ternyata tidak bisa diserap oleh masyarakat karena terkait selera masyarakat yang berbeda. [jie/***]
- Tingkat Hunian Kamar Hotel Di Surakarta Meningkat Selama Event Dekranas 2024
- Baju Santai Di Rumah, Jadi Asa Baru Bertahan Di Masa Pandemi Covid-19
- Menteri Amran Siap Produksi Massal Mobil Pengering Jagung