Komitmen He For She Untuk Ketahanan Keluarga

Sejumlah unsur organisasi wanita bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga melaksanakan Upacara Peringatan Hari Ibu (PHI) ke 90 di halaman Pendopo Dipokusumo, Jumat (21/12).


PHI Ke-90 ini mengusung tema "Bersama meningkatkan peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ketahanan keluarga untuk kesejahteraan bangsa".

Sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yang dibacakan oleh Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM selaku inspektur upacara disampaikan berbagai persoalan sosial saat ini marak terjadi, dan berdampak kepada kehidupan masyarakat. Khususnya perempuan dan anak, seperti terjadinya kekerasan, bentuk-bentuk perlakukan diskriminatif, dan lain-lainnya.

"Pelibatan semua unsur masyarakat dan multi stakeholder sangat diperlukan, termasuk peran laki-laki dalam kampanye-kampanye / gerakan yang mendukung pencegahan kekerasan, dan pencapaian kesetaraan gender. He for she menjadi salah satu komitmen global yang harus digelorakan sampai akar rumput," ungkapnya.

Ia juga menyampaikan, hakekat PHI setiap tahunnya adalah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna hari ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan.

Untuk itu sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, PHI ditetapkan setiap tanggal 22 desember sebagai hari nasional bukan hari libur.

"PHI juga diharapkan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan," katanya.

Ia menambahkan, PHI juga diharapkan dapat membawa pengaruh positif bagi peningkatan kualitas hidup, pemenuhan hak dan kemajuan perempuan.

Di lain sisi juga memberikan keyakinan yang besar bahwa perempuan apabila diberi peluang dan kesempatan mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya.  

Ia menjelaskan, perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang sadar dan memahami memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki.

"Prinsip kesetaraan yang mendasari tentang pentingnya pembagian tugas, peran dan tanggungjawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki mulai darilingkup keluarga, masyarakat bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan dan laki-laki keduanya adalah "parthnership" sekaligus sumber daya insani yang menentukan keberhasilan pembangunan nasional," katanya.