Mbak Ita Mulai Sasar Pelajar untuk Belajar Urban Farming

Pemerintah Kota Semarang melakukan pembelajaran kepada para pelajar di Kota Semarang tentang penerapan urban farming atau pertanian di kawasan perkotaan di lingkungan sekolah.


Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan urban farming yang menjadi salah satu program dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan kini terus digenjot di berbagai kalangan termasuk kalangan pelajar. 

Program tersebut tak hanya diajarkan untuk pelajar sekolah dasar (SD) melainkan hingga pelajar sekolah menengah pertama (SMP).

Pembelajaran tentang penerapan urban farming selain untuk mengajarkan tentang ketahanan pangan dan mandiri pangan juga sebagai langkah antisipasi jika resesi akan melanda Indonesia dan berdampak pada Kota Semarang.

“Kita sedang mempersiapkan diri karena ada krisis yang akan melanda Indonesia tahun depan yaitu krisis pangan, dan oleh Presiden Jokowi kita diinstruksikan untuk bersiap-siap menghadapinya,” kata Ita, sapaan akrabnya, Jumat (28/10).

Ita mengaku meski tidak berharap dampak dari krisis tersebut melanda Kota Semarang, namun ia tetap meminta semua lapisan baik tingkat atas hingga bawah di Kota Semarang ikut bergerak untuk mengantisipasinya.

Salah satunya dengan mengajak para pelajar untuk ikut mengantisipasinya melalui penerapan urban farming untuk mendukung ketahanan pangan.

“Beberapa waktu lalu di SDN Pekunden sudah memulai dengan menanam kangkung. Bahkan sudah panen,” bebernya.

Ita juga memberikan apresiasi kepada SDN Wates dan gereja di kawasan Krobokan yang juga telah membuat Green house. 

“Masyarakat Kota Semarang memiliki semangatnya luar biasa untuk mengembangkan urban farming. Bahkan di Banjardowo sedang dikembangkan urban farming seluas 2 ribu meter persegi,” paparnya.

Pihaknya juga mendukung semua upaya pengembangan sektor pertanian. Ita menyebut jika Pemkot juga akan membentuk Kelurahan tangguh pangan dan gizi. Adapun data luasan lahan panen tanaman sayur dan buah semusim di Kota Semarang mencapai 2.071 hektar.

Dari total luasan lahan tersebut, produksi tanaman sayur dan buah semusim di Kota Semarang di angka 29.957 kuintal. Sementara total lahan pertanian dalam bentuk kebun dan ladang di Kota Semarang mencapai lebih dari 8,4 hektar.

Dari data tersebut bisa diketahui jika produksi sayur dan buah dari kebun dan ladang terbilang belum maksimal. 

"Untuk mengoptimalkan lahan yang ada, sosialisasi dan edukasi harus dilakukan secara masif. Kalau bisa menyasar ke sekolah-sekolah,” ungkapnya.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Kartika Hedi Aji menambahkan program ketahanan pangan dan mandiri pangan di kalangan pelajar diharapkan bisa terus berjalan. 

“Kami punya program sekolah ramah anak, semua SMP yang ada di Kota Semarang sudah menerapkan hal itu. Dalam penerapannya urban farming jadi satu di antara hal wajib dan terus kami kembangkan di sekolah-sekolah,” katanya.