Malam 16 bulan Ramadan 1443 Hijriyah menjadi istimewa bagi warga, desa Kalisalak kecamatan Limpung, Kabupaten Batang. Pemasangan mustika tempat ibadah warga yang berusia ratusan tahun, Masjid Nurul Jamal disaksikan langsung Bupati Batang Wihaji serta Wakil Bupati Suyono.
- Pemkot Solo Intensifkan Perbaikan Infrastruktur Akibat Banjir
- Kota Semarang Saat Ini Memiliki 106 Kampung Iklim
- Canon PhotoMarathon Semarang 2023 Gaet Ratusan Gen Z
Baca Juga
"Kami perkirakan umur masjid ini sudah lebih lama dari kaligrafi dari tokoh nasional KH Ahmad Rifai yang bertanggal 1272 Hijriyah atau 1856 Masehi," kata wakil ketua pembangunan masjid Arif Makruf (48), Senin (18/4) malam.
Masjid Nurul Jamal memang terkenal berhubungan erat dengan KH Ahmad Rifai. Seorang pahlawan nasional asal Kabupaten Batang yang juga pendiri organisasi keagamaan Rifaiyah.
Awalnya, penduduk setempat mengira bahwa pendiri masjid itu KH Ahmad Rifai pada 1272 H. Tapi ada bukti lain yang menunjukkan umur masjid lebih tua yaitu makam Habib Hamid bin Idrus bin Yahya. Konon, merupakan datuknya Habib Luthfi.
Keterangan itu didapatkannya dari dua sumber yaitu ulama kharismatik Maulana Habib Luthfi bin Yahya dan seorang mahasiswa asal Jepang bernama Yumi Sukahara.
"Tahun 1226 H sudah ada Habib Hamid, jadi kami KH Ahmad Rifai dulu datang merehab. Umurnya lebih dari itu," ucapnya.
Ucapan itu dibuktikan dengan data dari desertasi mahasiswa Jepang yang mengupas tentang KH Ahmad Rifai. Mahasiswa Jepang itu membawa catatan dari Universitas Leiden Belanda yang menyebut ada 40 ulama di desa Kalisalak.
Urutan pertama dalam daftar yang didapatkannya bukan KH Ahmad Rifai, melainkan Habib Hamid. Hal itu juga memperkuat bukti bahwa umur masjid sudah lebih tua.
Tidak hanya memasang mustika baru, kini masjid Nurul Jamal juga direhabilitasi total. Namun ada beberapa bagian yang masih asli yaitu soko papat atau tiang empat.
"Kami sowan ke Habib Luthfi, pesannya agar Soko Papat itu dipertahankan. Kami sebenarnya ada mimbar asli tapi sudah rusak," katanya.
Selain itu, pihaknya juga masih menyimpan mustika asli masjid yang desainnya berbeda dibanding lainnya. Rencananya, pihaknya akan membangun menara dengan mustika lama sebagai hiasan atasnya.
"Mustika masjid lama desainnya beda, artinya katanya pakunya negara," jelasnya.
Adapun pihaknya membutuhkan dana Rp 5 miliar untuk merehabilitasi total seluruh bangunan masjid. Saat ini pembangunan sudah menyentuh angka Rp 2 miliar. Pemkab Batang membantu Rp 400 juta.
- Libur Panjang, Jalan Utama di Semarang Macet
- Tahun 2025 Salatiga Targetkan Penurunan Kemiskinan 4.86 Persen
- Jembatan Penghubung Kabupaten Pekalongan-Pemalang Retak hingga Muncul Lubang