Mensyukuri Musibah

Catatan Jayanto - Mensyukuri Musibah
Catatan Jayanto - Mensyukuri Musibah

Musibah adalah sebuah kegetiran yang kadang kita alami. Dia bisa merupakan bencana, malapetaka, atau peristiwa yang tak luput menjadi ujian dalam hidup.


Musibah adalah sebuah kegetiran yang kadang kita alami. Dia bisa merupakan bencana, malapetaka, atau peristiwa yang tak luput menjadi ujian dalam hidup. Artinya jika kita maknai lebih utuh, musibah merupakan ujian, yang tak luput memberi warna dan tanda dalam perjalanan kehidupan itu sendiri.

Ada sebuah kisah menarik yang akan saya hadirkan di sini tentang bagaimana musibah itu juga menjadi sebuah ‘keberkahan’. Ya keberkahan dalam tanda petik. Karena menafsirkan berkah di sini tidak lepas dari sudut pandang kita memaknakannya. Dalam kisah ini digambahkan ada Rumah Tangga, kebetulan sang suaminya buta. Buta sama sekali sehingga tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia ini.

Namun di balik kebutaan itu, dia bersyukur. Mengapa syukur itu dilakukan, hal itu terkait dengan nikmat, karunia dan kebahagiaan yang dirasakan dalam berumah tangga. Meski buta, sang suami ini memiliki istri yang cantik jelita. Sebegitu cantiknya, istri sang suami yang buta ini orang menyebut sebagai titisan bidadari.

Puja puji atas kecantikan sang istri sering diungkapkan padanya. Artinya meski tidak bisa melihat wajah sang istri, namun dari cerita cerita yang sampai padanya ikhwal kecantikan itu dia paham. Karenanya semua itu dia syukur dengan sepenuh teguh juga sungguh sungguh.

Rumah tangga ini berjalan damai, penuh kerukunan. Itulah yang dirasakan baik oleh suami juga sang istri. Jadi meski buta, kehangatan, kebahagian berumah tangga dirasakan. Kepada anak anak kasih sayang utuh dicurahkan, apalagi kepada istri yang telah memberinya anak cinta sepenuh jiwa raga dipersembahkan untuknya.

Syukur, ketulusan juga totalitas yang ditunaikan seutuh utuhnya menjadi sebuah kristalisasi spiritual yang luar biasa. Atas sikap ini kasih Allah tak luput diraih juga oleh si suami buta. Apa itu, dia mendapatkan anugerah yang tidak dinyana nyana sama sekali, bahkan akal sehat tak mampu menjangkau. Ya, logika manusia memang tak sejalan dengan kehendak Tuhan.

Yang tidak mungkin pun menjadi mungkin. Inilah yang dialami, dan terjadi pada suami buta. Kebutaan yang dialami atas kuasa Allah mendadak sembuh, artinya kegelapan yang selama ini dirasakan berubah menjadi terang. Warna warni dunia, yang dipahami dunia hitam dan gelap, ternyata merupakan taman sari yang laur biasa.

Karunia itu disyukurinya luar biasa. Tangis syukurnya tak henti henti berurai. Terlebih dia tahu dan melihat sang istri yang cantik luar biasa. Sang suami buta ini merasakan seperti mimpi. Dia takjub, heran, dan semakin syukur dengan karunia dari sang Maha Kuasa. Bukan hanya istri cantik jelita, Allah menganugerahkan pula anak anak yang sempurna.

Ihwal inilah yang membuat suami buta bertambah rajin beribadah, sebagai bentuk totalitas keimanan, sekaligus mensyukuri nikmat Allah yang dimaknainya tiada tara.

Sholat lima waktu dijalani tanpa pernah bolong, dan dilakukan secara berjamaah, tanpa pernah terlewatkan. Setiap lima waktu juga suami buta ini menjadi jamaah masjid. Artinya selain kewajiban sebagai kepala keluarga, yakni bekerja, suami buta ini, yang kemudian sembuh dan dapat melihat, nyaris tidak pernah melewatkan sholat berjamaah di masjid.

Sampai pada titik inilah sebuah ujian terjadi. Sang istri yang cantik jelita itu memang punya banyak relasi. Dengan para elok, wajah rupawan, pasti banyak lelaki iseng, atau hidung belang yang menggoda. Awalnya sekadar iseng, akhirnya diantara mereka ada yang kemudian masuk hati. Dan, terjadilah hubungan lancung yang tidak diinginkan. Bagi si istri, hubungan itu dipikir tokh tidak diketahui sang suami.

Sang suami sendiri barangkali merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Namun karena tidak melihat setiap kali ditanya, jawaban sang istri dapat mementahkan, pertanyaan atau kecurigaan itu. Namun inilah bagian dari rahasia dan kebesaran Allah.

Sesuatu yang busuk, ibarat bangkai aroma tak sedapnya pasti tercium juga. Hal ini yang kemudian terjadi pada pasangan suami buta, dengan istrinya yang cantik jelita. Si istri lupa atau tak sadar memberitahukan kondisi sang suami pada pasangan gelapnya itu. Sampai pada suatu saat sang suami pulang dari masjid dengan mata kepala sendiri menyaksikan pemandangan yang tidak sepantasnya dilihat oleh suami soleh ini.

Sang istri dilihatnya tengah dicumbu pria lain di depan matanya sendiri. Sang pria tenang tenang saja melihat sang suami menatap adegan yang tak senonoh pada istri pria yang dulu buta. Sementara istrinya tidak tahu atau menyangka jika sang suami sudah kembali dari masjid, karena biasanya belum kembali.

Menyaksikan itu semua, hati sang suami, seperti meledak, dia berteriak sekuat kuatnya. Teriakan yang tak biasa mengundang orang datang. Seketika kerumunan mengepung rumah itu. Amuk masa terjadi, sang pria itu dihakimi masa. Dan bagaimana kejadian selanjutnya.

Sementara sang istri mencoba lari, namun kaki terantuk sesuatu dan jatuh. Dalam keadaan tak sempurna, karena pakaiannya juga masih belum dikenakan utuh mengakibatkan posisi jatuh yang fatal.

Dia terjerembab dan kepalanya menatap beda keras mengenai matanya. Seketika itu dia tak sadarkan diri. Ketika siuman dia melihat suasana gelap. Tidak tahu di mana? Kecamuk hati bertubi tubi, kepalanya pusing dan seperti hendak pecah. Terpukul sekali atas apa yang menimpa dan kesalahan besar yang telah dilakukan selama ini.

Tak tahu lagi apa yang harus dilakukan, si istri cantik ini kalap, dan stress begitu rupa. Bumi, tepat dia berpijak seperti beputar. Ya, wanita cantik ini, yang tak lain istri dari pria buta, yang sekarang sudah dapat melihat itu seperti menerima karma. Allah membalikkan keadaan yang pernah dialami, tetapi kali ini bertukar posisi.

Sang pria buta bisa melihat, sementara istrinya nyaris gila, dan kini tak bisa melihat akibat jatuh ketika itu, dan menjadi buta. Penyesalan memang selalu datang terlambat, tidak ada sesal yang datang mendahului.

Itulah jalan yang kini dialami wanita cantik, istri pria buta. Sesal, kecewa, sedih, malu, dan hampa. Lalu apa pelajaran yang dapat dipetik di sini. Pria buta yang kini bisa melihat itu, berujar dia menyesal akhirnya bisa melihat. Sebab menurutnya barangkali kebahagiaannya tidak lantas putus, andai tetap menjadi buta. Karenanya dia mensyukuri musibah, yakni kebutaan yang dia derita ketika itu.

Pesan lain, kepada mereka yang cacat jangan kita berbuat dzolim, apalagi mengkhianati kesetiaannmya. Seperti kisah wanita cantik ini, apa yang dilakukan adalah perbuatan yang sangat tidak pada tempatnya. Ketulusan suami dibalas dengan laku lancung seperti itu. Beruntunglah atas nama kesetiaan juga sang suami memaafkan, demi anak anak tercinta.

Kebutaan yang dialami adalah simbolisme hitam putih spiritual bahwa baik buruk selalu ada nilainya. Seperti lelaki hidung belang penggoda istri pria buta akhirnya mati oleh amuk massa. Naudzubilah.

Jayanto Arus Adi

Pemimpin Umum RMOL Jateng, Pokja Hukum Dewan Pers, dan Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI). Selain juga duduk sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Unnes, saat ini tengah menempuh Program Doktoral Manajemen Kependidikan di Program Pasca Sarjana Unnes Semarang.