Puluhan remaja putri, ibu muda dan balita di Kecamatan Mijen, Kota Semarang, mengikuti pengecekan kesehatan guna pencegahan stunting, Sabtu (10/6) siang.
- Baksos Pelayanan Keluarga Berencana Dalam Rangka Milad Aisyiyah Ke-107 Di Karanganyar
- BOR Isolasi dan ICU Rumah Sakit di Semarang Turun Drastis
- Ikut Vaksin Booster, Dapat Minyak Goreng Gratis
Baca Juga
Menekan angka stunting di masyarakat menjadi prioritas pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tahun 2023. Penanganan stunting tidak hanya difokuskan pada balita tetapi mulai dari remaja dan ibu hamil.
Di Kecamatan Mijen, Program Mijen Remaja Putri Tanpa Anemia (Mijen Mari Tanem), menjadi program baru dalam percepatan pencegahan stunting. "Ini program yang bagus. Saya harap, program program seperti ini menjadi percontohan di Kota Semarang," kata Walikota Semarang, di Gedung Kecamatan Mijen.
Menurut Walikota Semarang, penanganan stunting tidak hanya difokuskan pada balita melainkan harus dimulai sejak masa kehamilan ibu hingga 1.000 hari pertama tumbuh kembang anak.
"Maka, treatment dan edukasi pun harus diberikan mulai dari ibu hamil agar kehamilan dan bayi yang dilahirkan sehat,’’ ungkapnya.
Saat ini, Pemkot Semarang terus berupaya untuk menekan angka stunting dari angka awal 1.400 menjadi nol kasus. Ita pun optimistis menargetkan angka stunting tuntas di tahun 2023 ini.
Adapun, melalui Germas serentak di 177 kelurahan ini sekaligus sebagai wujud edukasi masyarakat untuk menjaga kesehatan, pemberdayaan diri dan lingkungan guna mewujudkan ketahanan pangan.
"Guyub rukun ini untuk menunjukkan semangat kita bersama memasak menu sehat bagi masyarakat agar sehat sejahtera. Dimulai dengan kegiatan senam bersama, pemeriksaan kesehatan ibu hamil, balita dan lansia, serta memasak menu sehat bergizi untuk anak-anak," tutur Ita.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Kota Semarang, Mahmud Nurwindu, mengatakan, Anemia atau kurang darah menjadi penyebab dasar munculnya penyakit. Karena itu, pihaknya mulai melakukan pengecekan kesehatan, terutama remaja putri mulai usia 15 - 21 tahun.
"Hari ini dari 54 remaja putri yang dilakukan pengecekan, 40 persen diantaranya mengalami Anemia. Dari hasil ini, Kami mulai lebih masif dalam penanganan Anemia yang juga berdampak pada naiknya kasus stunting di Kecamatan Mijen," ujar Mahmud.
Mahmud melanjutkan, saat ini, selain edukasi dan pengecekan kesehatan rutin, pihaknya juga melakukan pendampingan pola hidup sehat. "Melalui Program 'Mijen Mari Tanem' ini kami mulai melakukan pengecekan di seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Mijen," pungkas Mahmud.
- Temukan Kasus Ginjal Pada Anak, RSUD SUKA Demak Imbau Masyarakat Perhatikan Gaya Hidup
- Sekda Salatiga Benarkan Video Penolakan Pasien Covid-19 di RSUD Salatiga
- Siapkan Dana Rp6 Miliar Untuk Pendampingan MBG