Dinas Pariwisata dan Pemuda dan Olahraga (Dinparpora) Wonogiri akhirnya menutup mata, perihal pengalihan objek wisata menjadi tempat kuliner.
- Gelombang 3 Covid-19, Stok Darah di PMI Salatiga Stabil
- Dishub Gencar Tertibkan Truk-truk Muatan Berlebih Dan Langgar Aturan Di Sigar Bencah
- Kapolres Purbalingga Bersama Dandim Bagikan Bantuan Sosial
Baca Juga
Dinas Pariwisata dan Pemuda dan Olahraga (Dinparpora) Wonogiri akhirnya menutup mata, perihal pengalihan objek wisata menjadi tempat kuliner.
"Jadi prinsipnya, para pengelola tempat wisata tetap tidak boleh membuka objek wisata dengan memungut biaya masuk. Namun kita sadari bersama bahwa mengelola objek wisata membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit. Untuk itu kita menutup mata bila ada pengelola objek wisata yang kini beralih fungsi jadi tempat kuliner,†kata Sentot Kepala Dinas Parpora Wonogiri saat sitemui RMOLJateng di Pemkab Wonogiri, Sujarwoko, Selasa (13/10).
Sentot menjelaskan, di Wonogiri memang sudah ada beberapa tempat wisata yang kini beralih ke tempat kuliner.
Jadi di lokasi wisata, dibangun sebuah rumah makan atau tempat wedangan. Para pendatang dipersilahkan menikmati hidangan di tempat yang mereka suka. Jadi dengan cara ini para pengunjung malah bisa menjaga jarak, dan tentunya pemilik objek wisata tetap melakukan protokol covid," jelasnya
Hal yang dilakukan para pemilik objek wisata, lanjut Sentot, mereka menaikkan sedikit harga makanan yang dijual untuk menutup biaya operasional.
Contoh, bila segelas es teh biasa dijual 3000 ribu, di tempat tersebut dihargai Rp10.000 ribu," papar Sentot.
Ketika ditanya yang melakukan hal seperti itu objek wisata mana saja, Sentot enggan menyebut namun yang pasti bukan milik Pemkab. Itu objek wisata milik swasta. "Kalau Objek wisata milik Pemkab, sejak Maret sampai sekarang belum buka," tegasnya.
Terpisah, Andi Eka Setyawan, pemilik Restauran Kitagawa Pesona Bali yang ada di Kecamatan Sidiharjo, Wonogiri, mengakui kalau sebelum pandemi corona, Kitagawa merupakan tempat wisata yang bernuansa bali.
Kita pernah tutup beberapa bulan karena objek wisata tidak boleh beroperasi. Namun karena biaya operasional cukup tinggi, dua bulan belakangan ini kita buka dengan nuansa restoran. Dimana, reatoran yang kita bangun telah kita sesuaikan dengan protokol covid. Artinya, saat masuk, pengunjung dicek suhu, handsanitizer dan tentunya jaga jarak di dalam area,†jelasnya.
- DPU Kota Semarang Lakukan Betonisasi Palir-Kaliancar
- TMMD Sengkuyung Tahap II Sasar Infrastruktur dan Non Infrastruktur
- Peserta Vaksinasi RT di Batang Dapat Hadiah Bibit Cabai dan Terong