Partai Amanat Nasional (PAN) komit menolak menggunakan isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
- 21 Parpol Bersiap Ikuti Pemilu 2024 di Kabupaten Magelang
- Mau Dibawa Kemana Semarang? Jelang Pilwakot, Bisa Jadi Bahan Pertimbangan Pilih Pemimpin
- KPU Purworejo Tetapkan DPT Sebanyak 616.780 Pemilih
Baca Juga
Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno menjelaskan, bukan hanya PAN yang, partai-partai lain pun demikian. Mereka sepakat Pancasila, NKRI, dan UUD 45 merupakan hal yang final.
"Tidak hanya PAN saja, semua (partai) menolak isu SARA kok," tegasnya usai diskusi publik dengan tema "Pemilu Tanpa SARA: Demokrasi 2019 Tanpa Cacimaki" yang digelar oleh Jaringan Muda Muslim Jayakarta (JMMJ) di uP2Yu Resto and Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/5).
Eddy juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan dibandingkan perbedaan pandangan politik.
"Yang perlu kita kuatkan adalah membangun rasa kebangsaan. Ini kewajiban kita semua," seru dia seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL
PAN, kata Eddy, menolak keras adanya kelompok yang ingin merusak tatanan demokrasi di Indonesia, termasuk orang-orang yang ingin menjadikan ideologi tertentu sebagai pengganti ideologi Pancasila.
"Pancasila, NKRI dan UUD45 itu sudah final. Apa yang ada di luar itu dan menyimpang kita tidak boleh membenarkannya. Apalagi para pendiri republik ini menyatakan bahwa kemajemukan sudah final bagi mereka. Jadi tidak ada tempat bagi mereka di luar itu di republik yang kita cintai ini," pungkasnya.
- Kunjungan Kerja ke Soloraya, Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Siswa di SMA Kartasura 1 dan Vaksin Door to Door
- Bawaslu Kudus Sesalkan Parpol Enggan Turunkan APK Saat Masa Tenang
- KPU Batang Siap Layani 2.800 Penyandang Disabilitas pada Pilpres 2024