Pasien Positif Covid-19 Asal Salatiga Lewati Masa Inkubasi

Kabar menggembirakan datang dari pasien positif Covid-19 asal Salatiga yang tengah dirawat di RS Kariadi Semarang.


Pasien yang diketahui berprofesi sebagai dosen di UKSW Salatiga itu, telah melewati masa inkubasi.

Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, mengatakan, pasien Covid-19 masuk kategori PDP tersebut masih menjalani perawatan intensif di RS Kariadi Semarang setelah sebelumnya menjalankan rawat inap di RSPAW Salatiga.

"Alhamdulillah, sudah lewat masa inkubasi," kata Wali Kota, Minggu (5/4) sore.

Saat ini, lanjutnya, yang bersangkutan juga berprofesi sebagai pendeta tersebut menunjukkan tanda-tanda membaik.

"Masih dirawat mudah-mudahan lekas sembuh," ujarnya.

Sebelumnya, seorang warga Salatiga sepulang dari Amerika dinyatakan positif Covid-19. Beberapa orang yang sempat menjalani kontak langsung dengan pasien pun telah diminta mengisolasi diri selama 14 hari.

Terkait perawatan Pesien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) Kota Salatiga Pemkot Salatiga mengalokasi anggaran Rp 10 miliar.

Yuliyanto menuturkan, Pemerintah Kota Salatiga telah menyiapkan jaminan pembiayaan perawatan pasien penyakit infeksi COVID-19.

Ia menyadari, jika perawatan Covid-19 tidak dibiayai oleh BPJS.

"Sepanjang tidak mendapatkan jaminan pembiayaan daro kementrian kesehatan atau pemerintah propinsi meliputi OTG, ODP dan PDP, kita Pemkot Salatiga telah menyiapkan jaminan pembiayaan perawatan pasien penyakit infeksi COVID-19," kata Yuliyanto.

Nantinya, dana tersebut dianggarkan melalui Dinas Kesehatan Kota yang bersumber dari dana APBD Kota.

Sedangkan Sekda Kota Salatiga Fakruroji menambahkan bahwa Wali Kota Salatiga sudah menunjuk dan memberi kewenangan kepada seluruh OPD yang memiliki akses kemitraan dengan masyarakat, untuk menganggarkan belanja tak terduga guna menjamin keberlangsungan hidup masyarakat untuk tiga bulan ke depan.

Sekda memprediksikan nilai Belanja Tak Terduga (BTT) guna menjamin keberlangsungan hidup warga Salatiga tersebut mencapai puluhan milyar rupiah.