Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Karanganyar kembali merebak. Terdeteksi jumlah ternak yang positif PMK sudah mencapai angka puluhan ekor.
- Kasus PMK Menurun, Dua Pasar Hewan di Rembang Kembali Dibuka
- Antisipasi PMK, Disperindag Grobogan Perketat Lalu Lintas Pasar Hewan, Wacana Penutupan Pasar Dibatalkan
- Ditemukan! 655 Kasus PMK Terjadi di Blora, Warga Diminta Aktif Lapor
Baca Juga
Penyakit PMK sudah menyebar di 13 kecamatan, mulai dari Jaten, Jenawi, Karanganyar, Gondangrejo, Kebakkeramat, Karangpandan, Mojogedang, Tawangmangu, Jatipuro, Tasikmadu, Jumantono, Ngargoyoso, dan Jumapolo.
Hal itu disampaikan Medik Veteriner Dinas Pertanian Pengan dan Peternakan (Dispertan PP) Karanganyar Faturohman kepada wartawan.
Menurutnya data dari Dispertan PP, untuk jumlah ternak terjangkit PMK sampai saat ini sudah mencapai 50 ekor dengan tingkat sebaran hampir merata di Kabupaten Karanganyar. "Sedikitnya penyakit PMK sudah menyebar di 13 kecamatan," paparnya Sabtu (4/1).
Kasus tersebut terdeteksi mulai merebak sejak 2 bulan terakhir. Belakangan diketahui ada beberapa ternak yang mati yang indikasinya terkena PMK.
Bahkan sejumlah peternak di Karanganyar terpaksa harus memotong hingga menjual ternaknya karena khawatir mengalami gejala PMK.
"Kami dari Dispertan PP Karanganyar telah melakukan sejumlah tindakan pencegahan, diantaranya mengadakan vaksinasi juga pemberian desinfektan kepada para peternak. Sayangnya, terdapat beberapa peternak yang menolak melakukan vaksinsi PMK," imbuhnya.
Pihaknya juga juga telah memberikan pemahaman bahwa vaksinasi itu berfungsi untuk pencegahan penyakit. "Kalau program vaksinasi kemarin itu kan sebagin besar sudah divaksin, tapi ada beberapa yang tidak bersedia divaksin," lanjutnya.
Terlepas dari itu Dispertan PP tetap menyediakan layanan jika nanti ada peternak yang ingin melakukan vaksinasi. Peternak cukup menghubingi petugas di tingkat kecamataan saat membutuhkan layanan vaksinasi PMK. Tinggal berkoordinasi dengan petugas di setiap kecamatan.
"Kita masih ada (stock vaksin), karena sebagian besar sudah di vaksin kemarin, jadi kalau sisa untuk stok vaksin ada, jadi misal ada yang membutuhkan, untuk vaksin kita siap ," ucapnya.
Dispertan PP juga melakukan langkah preentiv untuk pencegahan penyebaran PMK di wilayah Karanganyar. Meskipun tidak menutup arus lalu lintas penjualan ternak dari luar daerah.
Namun, peternak tetap diminta lebih berhati-hati dan selektif dalam jual beli ternak dari luar daerah terutama di pasar hewan.
"Kalau sampai penyekatan belum, sejauh ini kita beri himbauan ke masyarakat agar lebih hati-hati dan waspada terkait dengan lalulintas hewan ternak sapi itu," pesannya
Selain itu, Faturahman meminta peternak untuk teliti dan segera mengisolasi ternaknya jika terlihat mengalami gejala PMK. Sering membersihkan kandang dan penyemprotan desinfektan.
Pasalnya, jika terlambat mendapatan penanganan akan lebih sulit untuk proses pengobatan.
"Kalau agak telat mungkin sampai 2-3 hari apalagi ditambah gejala lain biasane penanganan ya angel (susah, red), tingkat kesembuhan angel. Sama kalau di kandang diharapkan dipisah dari sapi lain yang masih sehat, lalu secepatnya dilakukan pengobatan, sama disemproti disinfektan di kandang karo lingkungan," pungkasnya.
- Kasus Hibah Sapi di Karanganyar, Negara Rugi Rp269 Juta
- Tokoh Karanganyar dan Elemen Buruh Kecam Aksi Anarkisme di May Day Semarang
- Koperasi Pelaku UMKM Makutoromo Terbentuk