PBB Sebut Stok Makanan di Afghanistan Menipis

Musim dingin akan segera menghampiri Afghanistan, sementara persediaan pangan di negara itu dilaporkan telah menipis di tengah hancurnya sejumlah layanan penting.


Dikutip dari Kantor Berita RMOL, Juru Bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Jens Laerke, mengingatkan situasi itu akan semakin memburuk jika tidak segera mencari jalan keluar.

"Layanan dasar di Afghanistan runtuh, dan makanan serta bantuan penyelamatan jiwa lainnya akan segera habis," kata Laerke pada konferensi pers PBB, Selasa (7/9) waktu setempat, seperti dikutip dari AFP

"Seperti yang kami dengar, Sekjen PBB telah memperingatkan bencana kemanusiaan," katanya.

Pada tahun ini ada 8 juta orang di Afghanistan yang telah menerima bantuan,

Jumlah itu akan bertambah sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.

Dia mengatakan bahwa PBB bisa mendapatkan dana bantuan lebih dari 600 juta dolar AS dan telah diajukan dalam permohonan untuk bantuan Afghanistan saat Sekretaris Jenderal Antonio Guterres membuka pertemuan tingkat tinggi kemanusiaan tingkat menteri di Jenewa pada Senin.

Dengan dana itu, 11 juta orang akan mendapat bantuan kemanusiaan dan 3,4 juta orang akan mendapat pelayanan kesehatan.

"Ini akan memberikan pengobatan untuk kekurangan gizi akut untuk lebih dari satu juta anak-anak dan perempuan dan sanitasi air dan intervensi kebersihan untuk 2,5 juta orang," tambahnya.

Sementara juru bicara Badan Pengungsi PBB Babar Baloch mengatakan Afghanistan memiliki masalah perpindahan internal besar-besaran.

"Kami mengatakan bahwa sekitar 600.000 atau lebih telah mengungsi sejak awal 2021, dan total pengungsi internal di negara yang terkurung daratan adalah 3,5 juta," kata Baloch, yang berbasis di Pakistan dekat perbatasan Afghanistan.

"Dalam kata-kata sekretaris jenderal dan semua orang, itu tidak boleh dibiarkan menjadi bencana kemanusiaan dalam pengertian itu. Itu sebabnya dunia harus bertindak, dan harus bertindak sekarang," ujarnya.