PC Ansor Bentuk Tim Investigasi dan Kerahkan Personil Jaga Korban di Rumah Sakit

Menyikapi kasus pembacokan terhadap KH Ahmad Zaenuri, Rois Syuriah NU Ranting Desa Truko Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal oleh orang tidak dikenal saat hendak menolong anaknya yang dibacok pelaku, Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Kabupaten Kendal Jawa Tengah  menyampaikan beberapa hal.


Ketua PC GP Ansor Kendal, Muhammad Ulil Amri, SHI menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas musibah yang menimpa korban dan mendoakan semoga korban dapat pulih kesehatannya dan dari pihak keluarga besar korban diberikan ketabahan dalam menghadapi musibah ini.

"Kami mendesak kepada pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini secara tuntas dan profesional, termasuk mengungkap motif pelaku, dan segera menyampaikan hasilnya kepada masyarakat," pinta Ulil dalam sikapnya yang dikirim ke redaksi Kantor Berita Politik RMOL Jateng, Minggu.

Ulil juga menghimbau kepada masyarakat Kendal, khususnya warga nahdliyin untuk tidak menciptakan opini yang dapat memicu situasi di masyarakat menjadi tidak kondusif dan menyerahkannya ke pihak berwenang untuk proses hukum yang berlaku.

"Untuk menjaga kondusivitas di masyarakat, PC GP Ansor Kabupaten Kendal melalui tim Banser telah menempatkan personil Banser di rumah korban dan rumah sakit tempat korban sementara dirawat. Untuk mendorong proses pengusutan oleh pihak kepolisian, PC Ansor telah membentuk tim khusus untuk menginvestigasi kasus tersebut untuk menjadi bahan pertimbangan bagi para pihak yang berwenang," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (17/3) sekira pukul 16.15 WIB di depan rumah KH Ahmad Zaenuri, Dk Krajan, Desa Truko RT 04 RW 01, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, terjadi penyerangan tiba-tiba oleh orang tidak dikenal (yang belakangan diketahui bernama Suyatno alias Bogel, seorang pengamen).

Pelaku yang berasal dari Desa Johorejo RT 01 RW 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal ini menyerang menantu KH Ahmad Zainuri, Agus Nurus Sakban yang hendak mengantar isterinya, Ulfa. Pelaku langsung membacok korban.

Mertua korban yakni KH Ahmad Zaenuri yang mendengar keributan di depan rumahnya segera keluar rumah bermaksud melerai tapi malah turut diserang oleh pelaku. Keributan tersebut kemudian mengundang perhatian para warga yang berada di sekitar lokasi, pelaku dihajar massa dan

berhasil diselamatkan oleh anggota TNI dan Babinkamtibmas yang sedang patroli.

Dari informasi para saksi yang dikumpulkan PC GP Ansor Kendal,  beberapa menit sebelum kejadian, pelaku diantar oleh seseorang menggunakan sepeda motor dan diturunkan di sekitar Pom Bensin Tlahab.

Ketika pelaku berjalan menuju rumah korban, salah seorang warga menanyai pelaku (Cecep, Pengusaha Genteng Jatiwangi) yang berjalan menyeberangi jalan raya dengan membawa senjata tajam, tapi oleh pelaku tidak dijawab.

Dari informasi warga (Ari, Warga Dukuh Polaman, Truko), pagi hari sebelum kejadian, pelaku menyampaikan niatnya untuk membunuh seseorang, tapi pelaku tidak menyampaikan siapa orang yang menjadi targetnya, hanya dijawab yang penting bukan teman sendiri.

Dari informasi adik KH Ahmad Zaenuri (Bp Sinwan), KH Ahmad Zaenuri pernah didatangi ke rumahnya oleh beberapa warga Desa Truko yang keberatan dengan tindakan KH Ahmad Zaenuri yang beberapa hari sebelumnya mengingatkan seorang khotib Jumat terkait materi khotbah yang disampaikan. Dalam pertemuan di rumahnya tersebut sempat terjadi diskusi alot.

"Antara pelaku dan korban tidak saling mengenal dan tidak ada permasalahan sebelumnya. Mengenai dugaan pelaku mengalami gangguan kejiwaan (depresi) sebagaimana yang disampaikan oleh pihak keluarga pelaku perlu dibuktikan secara medis," terang Ulil.

"Jika benar pelaku mengalami gangguan kejiawaan berupa depresi yang belum mengarah ke kegilaan, seseorang tersebut bisa diperalat/diperintah untuk melakukan tindakan tertentu," tambahnya.

Mencermati kronologi kejadian dan informasi yang diterima lanjut Ulil, ada indikasi pelaku sudah merencanakan  penganiayaan, oleh karena itu perlu diusut secara tuntas motif pelaku apakah ada pihak tertentu yang menggerakkan pelaku atau memang terjadi secara spontan.

"Dengan diungkapkannya kasus tersebut secara terang, diharapkan tidak menjadi opini di masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk memecah-belah masyarakat," pungkas Ulil.