Pemkot Salatiga 'ngangsu kawruh' (mencari pengetahuan/ ilmu) ke Kota Mataram terkait pengelolaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
- Kebijakan Perbaiki Perekonomian Jawa Tengah, DPRD Jateng Sinergi dengan Pemprov
- Bupati Pati Pastikan Bangun Bendung Godo Winong
- Hari Santri, Gubernur dan Anggota Dewan Sarungan di Rapat Paripurna
Baca Juga
Kota Mataram berhasil menerima penghargaan sebagai Kepala Daerah Inovatif (KDI) 2022 kategori ekonomi atas keberhasilan dalam membangun dan menata perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"Pelaksanaan SPBE di Kota Mataram telah dipayung dengan Perda di tahun 2020. Serta Pengelolaan SPBE, adanya Perwal No 7 tahun 2022," kata Kepala Kominfo Kota Mataram Nyoman di tengah kunjungan kerja Pemkot Salatiga bersama rombongan wartawan ke Kota Mataram, di Kantor Pemkot Mataram, Rabu (19/10).
Kepala Kominfo Kota Mataram Nyoman mengatakan, SPBE selama ini juga telah menjalankan dengan disertakan peta rencana sebuah dokumen mengatur termasuk alurnya.
"Kota Mataram juga memiliki tata naskah dinas elektronik. Kami juga sudah melaksanakan tantangan digital hingga tingkat kelurahan. Distribusi surat menggunakan Senapati," kata pria disapa Bli Nyoman.
Begitu juga terkait jaringan fiber optik. Di Kota Mataram tak jauh berbeba di Kota Salatiga. Melalui ATCS, pemanfaatan fiber optik telah berjalan maksimal. Kondisi ini tak jauh berbeda di Kota Salatiga. Hanya saja, di Salatiga untuk kepentingan internal. Mengingat belum semua mencakup jaringan fiber optik yang disediakan Pemkot Salatiga.
Kadiskominfo Salatiga, Budi Prastyono menanyakan, strategi pengelolaan SPBE, hal aspek regulasi, manajemen dan tata kelola. "Mengingat, di Kota Salatiga sendiri baru persiapan dan belum menggunakan namun saat ini baru menganggarkan lewat dana Gubernur," ujar dia.
Sementara, Penjabat Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi mengaku, kunjungan kerja jajaran awak media beserta Prokompin ke Kota Mataram wujud 'ngangsu kawruh' ke Kota Mataram.
Sinoeng mengatakan, kegiatan press tour kali ini menjadi momen pembelajaran pasca Pandemi Covid.
"Terlibatnya media sebagai mintra dan kolaborasi sekaligus ada hal positif yang bisa menjadi Amati, Tiru, Modifikasi (ATM) bagi ke dua daerah," tandas Sinoeng.
Hal senada disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Wali Kota Mataram Dr Effendy Sasmito. Dia mengaku ingin berkunjung ke Kota Salatiga menjelang purna tugas.
Harapannya, melalui silaturahmi kedatangan pejabat Pemkot Salatiga ke Kota Mataram membawa berkah baik bagi kedua daerah.
"Salatiga belajar ke Kota Mataram sebuah kehormatan. Kota Salatiga sendiri saya baca sebagai Kota Terindah di Jawa Tengah sejak jaman Belanda,"
Artinya, lanjut dia, berapa abad lalu Salatiga telah diakui dan Kota Mataram juga belajar dan terus berbenah ke Kota Salatiga. Karena setelah bencana, disusul Covid sempat terpuruk.
"Kota Mataram beberapa bulan terakhir zero kasus dan kami dapat kembali bangkit di berbagai sektor," pungkasnya.
Mataram adalah kota kecil di antara daerah lain di Nusantara Tengara Barat (NTB). Sebagai pusat pemerintah, perdangangan dan pendidikan, Kota Mataram tingkat kepadatan 7000/ kilometer
Kondisi perekonomian Kota Mataram akunya, masih mengacu kepada perdagangan dan jasa. Dan Alhamdulillah, PAD tertinggi dengan luas 3,0 persen.
Dengan tingkat kemandirian 40 persen. Sehingga, Kota Mataram saat ini terdapat beberapa destinasi wisata. Di tengah kunjungan, kedua pejabat saling menyerahkan cinderamata khas dari kedua Kota.
- Karst Wonogiri Terancam, Status UNESCO Diabaikan?
- Gugah Partisipasi Pemilih Pemula di Pilkada, Strategi Ini Dilakukan Pemprov Jateng
- PDAM Tirta Gemilang Serahkan Hewan Kurban Ke-19 Desa Sumber Mata Air