Pemkot Semarang Serahkan Kunci Rumah Deret Pada 97 Warga

Warga Tambakrejo yang terdampak normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT), mulai menempati rumah deret yang dibangun Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang.


Warga Tambakrejo yang terdampak normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT), mulai menempati rumah deret yang dibangun Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang.

Kepala Disperkim Kota Semarang, Ali menjelaskan ada 97 KK yang menerima kunci dan sudah bisa menempati rumah tersebut.

"Sementara setahun ini gratis, selanjutnya sewa. Kita masih godok besarannya," tambah Ali ketika dihubungi melalui sambungan telpon, Jumat (29/1) petang.

Bagi warga yang ingin menambah ruangan dibelakang rumah, dirinya mempersilahkan namun harus seragam agar tidak terkesan kumuh.

"Nanti setelah ada peresmian boleh kalau mau ditambah ruangan, intinya adalah masyarakat bisa masuk dulu," ujarnya

Disperkrim kata dia, sudah menyediakan saluran listrik dan jaringan air PDAM.

"Untuk biaya listrik dan air menjadi tanggung jawab pengguna rumah," tuturnya.

Rohmadi selaku Ketua RT 5 Tambakrejo menjelaskan, warga sangat bersyukur dijinkan menempati rumah bedeng sebelum diresmikan. Total ada 97 warga terdampak yang kini bersiap menempati rumah deret.

"Warga melakukan finishing secara swadaya. Kalau total ada 97 kepala keluarga," katanya.

Untuk fasilitas, masih ada kekurangan berupa akses jalan menuju ke rumah deret, belum ada akses saluran air pembuangan air rumah tangga dari rumah-rumah warga, penerangan jalan dan mushola.

"Listrik dan PDAM sudah ada, tapi airnya belum ngalir. Kalau akses jalan, katanya mau dipaving. Kita juga butuh penerangan jalan," tambahnya.

Dirinya mengaku jika sudah ada omongan lisan kedepan akan dikenakan sistem sewa, sampai saat ini belum ada informasi besaran sewa rumah deret ini.

"Setahun ini gratis, selanjutnya belum tahu, belum ada hitam diatas putih, harapannya kami bayar menyesuaikan kemampuan kami," tambahnya.

Pantauan di lapangan sebagaian warga tengah mempersiapkan rumah deret sebelum pindah dari rumah bedeng. Mereka melakukan perbaikan secara swadaya, ada yang menambal tembok yang bolong ada pula yang menambal retakan lantai dengan semen.

"Kita bersihkan dulu sebelum ditempati, sekaligus memperbaiki yang rusak. Kita bersyukur bisa tinggal disini," kata Samsul Huda, warga Tambakrejo.

Samsul menempati rumah bernomor D03 ini, melakukan perbaikan agar sebelum ditinggali lebih nyaman untuk keluarga kecilnya.

"Kalau punya rejeki ya nanti bisa di pasang keramik atau dihaluskan lagi untuk lantainya," bebernya.

Untuk sistem tinggal, informasi yang ia terima saat ini masih digratiskan oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi selama setahun. Setelahnya akan diberlakukan sistem sewa.

"Untuk sistem sewa setelah setahun saya manut asal ngga memberatkan," pungkasnya.