Pengakuan ZNR, Merasa Dijebak dalam Perkara Korupsi Andi Pramono (Bagian 2)

Yayasan Nusapersada berupa Sekolah Kejuruan dibangun diduga hasil TPPU Andi Pramono di Tengaran, Kabupaten Semarang. Foto : RMOL Jateng/Erna Yunus B
Yayasan Nusapersada berupa Sekolah Kejuruan dibangun diduga hasil TPPU Andi Pramono di Tengaran, Kabupaten Semarang. Foto : RMOL Jateng/Erna Yunus B

ZNR, ulama ternama Salatiga, ini seperti disambar petir siang bolong saat mengetahui Andi Pramono, mantan Kepala Bea dan Cukai Makassar itu ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Bagaimana tidak,  dia dibuat terkejut karena salah satu modus pencucian uang yang dilakukan Andi Pramono, yakni dengan cara mengalirkan dananya ke lembaga pendidikan di Salatiga dan Kabupaten Semarang.

"Padahal, di dua lembaga itu ada nama saya. Saya kok merasa dijebak oleh ayahnya Andi Pramono, yang bertindak selaku ketua yayasan di dua lembaga pendidikan itu," ungkap ZNR, kepada RMOL Jateng. 

NR merasa kaget dan kesal, saat mengetahui soal aliran dana korupsi itu dari running text di sebuah televisi nasional sesaat setelah Andi Pramono ditangkap KPK dalam kasus TPPU. 

Padahal, dalam lembaga pendidikan itu, ada namanya tercantum sebagai Dewan Pengawas.

Ketika itu,  dia masih belum percaya bahwa dua lembaga pendidikan yang ada namanya itu, sumber dananya berasal dari hasil korupsi.

"Dalam pemeriksaan di depan penyidik, saya ingat betul ditanya seputar aliran uang milik Andi Pramono di yayasan pendidikan yang didirikan bapaknya. Saya bilang,  tidak tahu sama sekali," terangnya.

Dia pun tak menyangka jika Purwanto, ayah dari Andi Pramono membohonginya. Ketidakjujuran Purwanto soal sumber dana yayasan, membuatnya benar-benar kecewa.

"Saat itu hari Sabtu, atau beberapa hari sebelum diperiksa di Polrestabes Semarang. Saya punya keinginan besar untuk bertemu, baik dengan Pak Purwanto dan semua pengurus. Termasuk, sosok adik ipar Pak Purwanto," terangnya.

"Nah dari situlah, saya baru tahu,  jika uang yayasan selama ini berasal dari hasil korupsi TPPU Andi Pramono. Saya bilang ke semua pengurus Yayasan iki sakjane piye toh (ini sebenarnya seperti apa toh), awalnya. Nah ternyata Pak Purwanto terus terang jika uangnya bersumber dari Andi Pramono. Saya sama sekali tidak tahu modusnya adalah TPPU, sama sekali tidak tahu," tegasnya.

Sebagai pihak yang terseret dalam pusaran kasus Andi Pramono, dia menyatakan tidak terlibat dan tidak tahu.

Yang jelas, ia sangat kecewa utamanya kepada ayahanda Andi Pramono, Purwanto yang tidak jujur dari awal.

"Dengan Tim-nya, kalau tim itu tahu apa tidak saya juga tidak tahu. Skenario dana itu mereka tahu apa tidak, saya tidak tahu," timpalnya.

Secara pribadi, dia merasa dimanfaatkan. Karena namanya selama ini diketahui secara nasional sebagai simbol kebangsaan, keagamaan dan pendidikan.

Tak hanya itu. Adanya sosok Imam  Sutomo juga bukan kaleng-kaleng di lingkungan pengurus Muhammadiyah.

"Ya dengan kejadian ini saya tidak mengira sama sekali. Karena Pak Purwanto penampilannya sangat lugu, di belakang kampus Sekolah saya di Karangkepoh kan dia tinggalnya. Jadi saya lihatnya santun, begitu pula dengan sosok anaknya, Andi Pramono," imbuhnya.

Disinggung apakah pernah bertemu Andi Pramono, dia mengaku sekali saja. Saat itu, proses meminjam KTP milknya untuk mengurus yayasan di Jakarta. Kesan pertama, dia menilai Andi Pramono sebagai orang yang tidak sombong.

"Saya ketemu langsung, sekali. Itu waktu masih di Jakarta, sekitar tahun 2013. Awal pertama melihat Andi sebagai anak yang ganteng, Alumni SMA 1 Salatiga, dan Alumni Politeknik Keuangan Negara STAN. Ingat tuh wajahnya tampang anak sholeh. Semua saya tahu dari ayahnya Purwanto," terangnya, lirih.