Pemerintah China mengeluarkan peringatan tertinggi terkait banjir yang melanda Provinsi Jiangxi, mengingat hujan deras terus mengguyur di sejumlah wilayah.
- Ashraf Ghani: Saya Berutang Penjelasan Pada Warga Afghanistan
- Joe Biden Kini Dijuluki "Walk Away Joe" karena Sering Hindari Pertanyaan Wartawan
- Malaysia Longgarkan Pembatasan Covid-19
Baca Juga
Dilaporkan People's Daily, pemerintah provinsi menarikan tingkat peringatan dari II menjadi I, dari empat tingkat skala kedaruratan di China, pada Sabtu (11/7).
Tingkat I biasanya digunakan untuk adanya bendungan runtuh atau banjir simultan yang luar biasa di beberapa sungai.
Banjir di Jiangxi sendiri terjadi karena luapan sebuah danau yang terhubung dengan Sungai Yangtze.
Saat ini, hujan deras terus meluluhlantahkan banyak kota di China. Wilayah yang berada di sepanjang Yangtze pun mendapatkan peringatan banjir tingkat tinggi karena hujan diperkirakan bisa melewati tepian sungai.
Pihak berwenang Jiangxi memproyeksikan banjir regional parah akan terjadi di Poyang, yang merupakan danau air tawar terbesar di China dan bergabung dengan Yangtze di dekat kota Jiujiang.
Pada Sabtu pukul 9 malam waktu setempat, ketinggian air di danau sudah mencapai 22,65 meter dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketinggian air tersebut memecahkan rekor tertinggi yang ditetapkan pada 1998, yaitu 19,50 meter.
Sejak Sabtu pukul 5 sore waktu setempat, banjir sudah menggenangi 5,2 juta orang di Provinsi Jiangzi. Sementara itu, sejak Senin (6/7), pemerintah sudah mengungsikan 432.000 orang.
Banjir juga merusak 4,56 juta hektar tanaman dan menumbangkan 988 rumah, yang menyebabkan kerugian langsung mencapai 6,5 miliar yuan.
- Pejuang Kemanusiaan Penanganan Corona Beri Penghargaan Satgas Covid-19
- Lizz Trus Kunjungi Ratu Elizabeth II
- Bali Menjadi Tuan Rumah MNEK Pada 2025, Menjamu 38 Negara Delegasi