Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kota Semarang bekerjasama dengan Bappenas saat ini mengembangkan model pertanian regeneratif.
- Pelatihan Keterampilan Dinnakerind Demak, Mudahkan Masyarakat Pencari Kerja
- Penjualan Sepeda Motor di 2021 Mulai Tunjukkan Tren Positif
- Banjir Rob, Simalakama Pengusaha di Pelabuhan Tanjung Emas
Baca Juga
Pengembangan model pertanian ini memang baru pertama kali dilakukan di Kota Semarang dan dijadikan pilot project untuk nantinya bisa menjadi kebijakan secara nasional.
Kepala Dispertan Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengatakan, pertanian regeneratif ini adalah pertanian yang memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara berkelanjutan untuk dimanfaatkan kembali, sehingga tidak ada yang terbuang secara percuma.
Contoh model pertanian regeneratif adalah air limbah yang nantinya bisa dikelola lagi untuk nantinya bisa untuk memelihara ikan dan menyiram tanaman. Selain itu untuk gulma yang selama ini dibuang begitu saja ternyata masih bisa dipakai untuk dijadikan pupuk organik.
Saat ini, lanjutnya, Dispertan bersama Bappenas tengah membuat kebijakan yang nantinya akan dikembangkan secara nasional yakni akan diterapkan di kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
"Dan saat ini kita sedang dicobakan model- model pertanian regeneratif, dan dibuat pelatihan- pelatihan yang dilakukan di dua tempat. Yakni di sekolah alam Arridho, dan kedua di kelompok wanita tani Dahlia Tembalang. Di dua tempat itu untuk pilot project-nya dan ditargetkan Oktober mendatang selesai," kata Hernowo, Selasa (9/8).
Setelah model pertanian regeneratif berhasil dilakukan dan siap dilakukan di seluruh wilayah di indonesia, nantinya Kota Semarang sendiri akan membuat demplot di rooftop UNIKA BSB yang bisa menjadi contoh untuk bisa dipelajari kedepannya.
Model pertanian regeneratif ini memang dinilai cocok untuk pertanian perkotaan seperti Kota Semarang yang masih memiliki lahan pertanian perkotaan cukup luas.
"Apalagi telah mengikuti Pakta Milan, Sebuah pakta kesepakatan bersama yang diikuti kota-kota di dunia untuk mengembangkan sistem pangan berkelanjutan yang inklusif, tangguh, aman, dan beragam, yang menyediakan makanan sehat dan terjangkau bagi semua orang dalam kerangka kerja berbasis HAM, yang meminimalkan limbah. Dengan melestarikan keanekaragaman hayati sambil beradaptasi dan mengurangi dampak dari perubahan iklim," ungkapnya.
Kota Semarang sendiri memiliki komitmen kuat mendukung pertanian perkotaan yang terbukti dengan telah terbitnya Perwal Nomor 24 Tahun 2021 dengan ditindaklanjuti menjadi gerakan ‘Ayo Nandur’, program diversifikasi pangan, serta beberapa kegiatan lain yang menjadi gerakan bersama pemerintah dan masyarakat luas.
- Harga Kebutuhan Pokok di Kabupaten Purbalingga Stabil
- Hari Pelanggan Nasional, BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Komitmen Prioritas Layanan
- Demak Expo 2024: Menggeliatkan UMKM Daerah Targetkan Rp1.6 M