Presiden AS Joe Biden mendesak agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus memajukan perdamaian di kawasan termasuk dengan Palestina. Desakan itu disampaikan Biden dalam panggilan pertamanya kepada pemimpin negara Yahudi itu.
- Paus Fransiskus Sebut Informasi yang Salah tentang Vaksin Covid Melanggar Hak Asasi Manusia
- Napi Swedia Nekad Sandera Polisi Demi Tebusan Pizza
- Seruan Prabowo Di KTT D8: Eratkan Solidaritas Muslim Dan Jaga Perdamaian
Baca Juga
Presiden AS Joe Biden mendesak agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus memajukan perdamaian di kawasan termasuk dengan Palestina. Desakan itu disampaikan Biden dalam panggilan pertamanya kepada pemimpin negara Yahudi itu.
Seruan itu datang di tengah spekulasi retaknya hubungan antara kedua pemimpin setelah Biden tak kunjung melakukan panggilan kepada Netanyahu, sekutu setia mantan saingan politiknya, Donald Trump, sejak dia menjabat sebagai Presiden AS Januari lalu.
"Selama percakapan, presiden menekankan dukungan AS untuk normalisasi hubungan baru-baru ini antara Israel dan negara-negara di dunia Arab dan Muslim, menggarisbawahi pentingnya bekerja untuk memajukan perdamaian di seluruh kawasan, termasuk antara Israel dan Palestina," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (18/2).
Kantor Berita RMOL melaporkan, Biden menegaskan sejarah pribadinya tentang komitmen teguh terhadap keamanan Israel dan menyampaikan niatnya untuk memperkuat semua aspek kemitraan AS-Israel, termasuk kerja sama pertahanan yang kuat.
"Bersama-sama, para pemimpin membahas pentingnya konsultasi yang berkelanjutan tentang masalah keamanan regional, termasuk Iran," lanjut pernyataan tersebut.
Ditanya tentang panggilan teleponnya saat memberikan sambutan kepada wartawan di Oval Office, Biden mengatakan dengan singkat bahwa itu adalah 'percakapan yang bagus'.
Netanyahu telah bekerja untuk menjungkirbalikkan pilar lama solusi dua negara untuk mencapai perdamaian dengan Palestina, sementara Trump memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan menyatakan kota yang diperebutkan tersebut sebagai ibu kota Israel.
Trump juga mengeluarkan rencana perdamaian Israel-Palestina yang sangat mendukung keinginan Israel, yakni menguasai sebagian besar Tepi Barat, dan meninggalkan sedikit wilayah untuk negara Palestina di masa depan sambil mempertahankan semua permukiman Israel, yang ilegal menurut hukum internasional. [sth]
- WHO Kekurangan Rp 164 Triliun untuk Tangani Covid-19
- Para Pengungsi Afghanistan Tiba di Australia dan Mulai Karantina
- Kiprah Tiga Pemuda Kampung Asal Pati, Harumkan Indonesia Sabet Medali Emas WSC 2024 di Perancis