Mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri mengeluarkan imbauan kepada pemimpin NU untuk berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan ke publik.
- Tim Hukum AMIN Ajukan Koreksi Atas Putusan Bawaslu Jateng ke Bawaslu RI
- Banyak Warga Mengucapkan Selamat Pada Harno Dengan Mengirim Karangan Bunga
- Golkar Siapkan Tiga Nama Calon Ketua Tim Pemenangan Jokowi
Baca Juga
Pernyataan itu disampaikan pria yang akrab disapa Gus Mus itu untuk menanggapi beredarnya kabar bahwa NU mengancam" akan meninggalkan calon presiden (capres) petahana Joko Widodo jika tidak menunjuk kader NU sebagai pendamping.
Para pengurus/pemimpin NU yang harus bersikap hati-hati dalam menyampaikan pernyataan-pernyataan, terutama bila berkaitan dengan politik praktis," ujarnya di akun Twitter @gusmusgusmus, Kamis (9/8).
Dia juga meminta pengurus NU untuk tidak berbicara politik praktis di Kantor NU.
(Karena) bukan tempatnya," tukasnya.
Sejumlah elite PBNU dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bertemu di kantor PBNU, kemarin (Rabu, 8/8). Ada pesan politik tentang dukungan NU ke Jokowi yang dibahas dalam pertemuan itu
"Kalau cawapres nanti bukan dari kader NU, maka warga Nahdliyin merasa tidak memiliki tanggung jawab moral untuk ikut menyukseskannya. Itu pesannya," kata Ketua PBNU Robikin Emhas.
Namun demikian, Rais Aam PBNU Maruf Amin menegaskan bahwa tidak ada ancam mengancam dari NU kepada Jokowi dalam penentuan cawapres.
Itu pelintiran. Enggak ada ancam-mengancam. Yang pasti NU bergerak sesuai dengan qanun asasi NU," kata Kiai Maruf Amin.
- Perang Spanduk Jelang Pendaftaran Capres
- Alumni Undip Dukung Capres, Prof Yos: Undip Netral, Bersih dari Pengaruh Politik Praktis
- KPU Jawa Tengah Tetapkan Pemenang Pilkada Serentak 2024, Jadwal Kemungkinan Mundur Sampai Maret