Petani buah melon di Kabupaten Batang, memanfaatkan momen Ramadan untuk meraup untung. Seorang di antaranya Abdul Aziz petani buah melon asal desa Kalibeluk, kecamatan Warungasem.
- BDK Karanganyar Raih Platinum Champion Infobank Award 2024
- Healthy Challenges, Cara Semen Gresik Jaga Kesehatan Karyawan di Tengah Pandemi
- Terus Melayani di Tengah Sepi, Mengabdi hingga Pandemi Pergi
Baca Juga
"Tanam melon kan bisa ditentukan kapan panennya. Kalau melon biasanya dua bulan panen," kata pria paruh baya itu di kebunnya, Senin (4/4).
Ia memang merancang waktu panen saat bulan Ramadan, sebab permintaan naik. Harga jual pun lebih tinggi dibanding bulan biasa.
Abdul Aziz menyebut pada hari bulan biasa dihargai Rp 7 ribuan per Kilogram. Tapi saat bulan ramadan bisa mencapai Rp 9 ribu per Kilogram. Harga itu untuk melon kualitas standar.
Ia punya lahan seluas sepertiga hektare dengan jumlah 4.000 tanaman melon. Perhitungannya per 1.000 tanaman melon bisa menghasilkan sekitar dua ton.
"Tapi panen tahun ini tidak sebagus tahun lalu karena cuaca yang tidak menentu. Hari kemarin kami panen 1,6 ton," jelasnya.
Abdul Aziz menjual hasil panennya ke pengepul di Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Ia mengaku cukup puas dengan harga yang diterimanya.
Di sisi lain, Plt Sekretaris Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta), Sutadi mengatakan ada tiga jenis buah yang ramai dipanen setiap bulan puasa. Ketiga buah itu adalah buah semangka, melon dan timun suri.
Ia menjelaskan tiga buah itu merupakan jenis tanaman semusim. Biasa ditanam di lahan di bawah 400 Mdpl yl.
"Lahannya terbentang dari wilayah Batang Utara yakni Kecamatan Gringsing, Banyuputih, Subah, Tulis, Kandeman, Batang dan Kecamatan Warungasem," ungkapnya.
Sentral tanaman buah semusim itu, berada di Kecamatan Gringsing dan Kecamatan Warungasem.
- Kelompok Tani Wanita Karanganyar Banting Setir Produksi Kerupuk Bawang
- Pedagang Susah Dapat Stok, Minyak Goreng Curah Langka di Batang
- P4L Awards 2021 dari Semen Gresik untuk Desa dengan Ketahanan Pangan Terbaik