PGRI Batang Optimis Seluruh Guru Honorer Jadi ASN pada 2024

Ketua PGRI Kabupaten Batang, M Arief Rohman optimis pada 2024 tidak ada lagi guru honorer. Harapannya, seluruh guru honorer sudah beralih status menjadi aparatur sipil negara (ASN).


Hal itu diucapkannya usai Konferensi Kerja tahun ketiga masa bakti XXII PGRI Batang.

"Tahun ini Pemkab Batang membuka formasi untuk 815 guru PPPK. Masih ada 1.800 guru honorer. Saya harap, bisa diakomodir pada 2023 dan 2024," katanya di Gedung PGRI Batang, Kamis (25/8).

Ia mengatakan mayoritas guru dan tenaga honorer sudah memenuhi syarat PPPK. Arief yakin pekerjaan rumah itu akan terselesaikan pada 2024.

Ketua PGRI Jateng, Dr Muhdi  mengapresiasi pemkab Batang punya 815 formasi guru PPPK. Hal itu sesuai program  1 juta guru yang dicanangkan pemerintah pusat. Saat ini program itu baru mencapao 20 perseb.

"Jika tidak diselesaikan di tahun 2023, ke depannya Pemda bisa terkena aturan larangan outsourcing. Di mana guru menjadi salah satu tenaga yang tidak bisa direkrut lewat jalur tersebut," tuturnya.

Ia pun memastikan perekrutan guru PPPK merupakan program Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kemendikbudristek juga memastikan pembayaran gaji guru PPPK berasal dari Dana Alokasi Umum.

Ia turut memberikan saran, bagi Pemda yang masih ragu, agar bisa berkonsultasi langsung ke Jakarta terkait permasalahan ini.

"Oleh karenanya perlu dimanfaatkan kesempatan ini.  Mumpung negara membuka peluang. Toh negara bertanggung jawab untuk itu semua," ucapnya.

PJ Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki bahwa konferensi kerja PGRI Kabupaten Batang bertujuan melakukan evaluasi hasil kerja. Termasuk pengajuan guru honorer menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Pembahasan pengajuan guru honorer penting karena pada tahun 2024 guru tidak bisa dijadikan Outsourcing kecuali pesuruh sekolah masih bisa,"jelasnya.