Kemenangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di tiga Pigub di Pulau Jawa rupanya memiliki makna khusus bagi partai berlambang Kabah tersebut.
- Inilah Nama-nama Caleg Hasil Rekapitulasi Suara KPU Salatiga
- Penegakan Hukum Atas Kejahatan Lingkungan Sulit Dilakukan dengan Pendekatan Normatif
- Jelang Pilkada 2024, Bawaslu Undang 37 Ormas se Kabupaten Batang
Baca Juga
Pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari secara khusus menyoroti rivalitas antara PPP dan PKB karena kedua partai ini mempunyai kemiripan pemilih.
Di Jawa Timur dimana sering didominasi PKB dan PDIP, namun pada Pilkada 2018, pasangan calon yang didukung oleh dua partai itu kalah dibanding yang diusung partai lain yang di dalamnya ada PPP, Khofifah-Emil.
Begitu juga di Jawa Tengah, dimana PKB pada pemilu sebelumnya unggul dibanding PPP, pada Pilkada kali ini kalah dari PPP.
Bahkan PPP berhasil menempatkan kadernya sebagai wakil gubernur yang menang dalam hitungan cepat atau quick count, Ganjar-Yasin.
"Hal ini bisa menjadi momentum (kebangkitan) bagi PPP, " ujar Qodari saat menjadi narasumber diskusi di salah satu televisi nasional, Rabu malam (27/6).
Sementara itu di Jabar, walaupun PKB ikut mengusung pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, namun mereka hanya menjadi partai pengusung, sementara PPP seperti Jateng juga menempatkan kadernya sebagai wakil gubernur. Secara kultural, PPP memang selama ini unggul atas PKB.
"Di Jawa Timur, PKB kalah dari PPP, di Jawa Tengah PPP juga menang dari PKB, sementara di Jawa Barat PKB ikut menang dengan PPP," ujar Qodari.
- Pengamat: Daftar DPD RI, Gus Yasin Tetap Bisa Selesaikan Jabatan Wagub Jateng
- Tak Takut Dicap Kutu Loncat, Sri Wahyuni: Politik Itu Dinamis
- Refleksi 3 Tahun Gibran-Teguh: Pekerjaan Rumah Yang Perlu Dirampungkan