Kepolisian belum bisa memastikan hubungan Anton terduga pelaku teror di Rusunnawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur dengan pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya.
- Polisi Split Berkas Kasus Penganiayaan Bocah 14 Tahun di Getasan
- Seorang Pria Ditemukan Tergeletak Di Jalan, Diduga Korban Gangster
- Pelajar Buat Masyarakat Kaget Dengan Tawuran Masuk Kampung Di Mugas, Polisi Tindak Pelakunya
Baca Juga
Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin menilai bisa saja Anton memiliki hubungan jaringan dengan keluarga Dita Oepriarto, pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya.
Sebab dari kediaman Anton, polisi menemukan bahan peledak. Diduga Anton ingin melakukan aksi teror seperti keluarga Dita. Bahkan saat dilakukan penyisiran Anton masih memegang pemicu bom meski ladakan pertama sudah terjadi di kediamannya di lantai 5 blok B3 Rusunnawa Wonocolo.
"Bisa saja ada hubungannya," ujar Machfud kepada wartawan di Rusunnawa Wonocolo, Jawa Timur, Senin (14/5) seperti dikutip Kantor Berita Politik
Hasil identifikasi Polri, keluarga Dita merupakan pihak yang melakukan aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jatim.
Diketahui bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya.
Pelaku merupakan dua anak laki-laki Dita bernama Yusuf Fadil (18) dan Firman (16). Keduanya menggunakan motor yang menerobos masuk ke Gereja Santa Maria Tak Bercela. Bom diduga diletakkan di pangkuan pelaku.
Selang beberapa menit bom kedua meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno dan tidak lama kemudian bom meledak di gereja GKI di jalan Diponegoro.
Pelaku yang menyerang di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya yang menggendarai Mobil Avanza adalah Dita.
Dita melakuakn serangan bom bunuh diri dengan cara menabrakkan mobil yang dikemudikannya ke Gereja Pantekosta.
Namun sebelum melakukan aksinya, Dita terlebih dahulu mengantar isteri dan dua anak perempuannya ke Gereja GKI Jalan Diponegoro.
Istrinya bernama Puji Kuswati melakukan aksi bom bunuh diri bersama kedua anak perempuan Fadila Sari (12) dan Pamela Rizkita (9).
Di hari yang sama Polisi mendapat laporan ada ledakan di Rusunawa Wonocolo. Hasil penelusuran tim Gegana dan Jihandak ledakan bersumber dari bom rakitan di lantai 5 blok B3 yang ditinggali oleh keluarga Anton.
Tiga anak Anton menjadi korban luka akibat ledakan. Sementara Antor, istri dan anak pertama tewas ditempat. Anton tewas ditembak polisi lantaran masih memengang pemicu bom.
- Miris! Ibu-ibu Hamil 8 Bulan Di Tembalang Jadi Korban Jambret
- Duh Ngerinya, Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Meroket di Bumi Kartini Jepara
- Polres Lombok Utara Ungkap Peredaran Uang Palsu Lintas Provinsi