Puncak Kemarau, Bendung Dumpil Grobogan Kering

Kondisi Bendung Dumpil, Senin (2/9) siang. Rubadi/RMOLJateng.
Kondisi Bendung Dumpil, Senin (2/9) siang. Rubadi/RMOLJateng.

Kondisi Bendung Dumpil Grobogan Jawa Tengah yang merupakan induk sungai Lusi kini mulai mengering. Itu, karena kemarau yang melanda wilayah Grobogan dan sekitarnya cukup panjang hingga sebabkan air di bendung habis.


Melihat adanya Bendung Dumpil yang mengering, masyarakat sekitar bendung memanfaatkan untuk panen ikan di sana. Kondisi air terus menipis, saat ini air hanya tersisa di kubangan yang bercampur lumpur. 

Kondisi tersebut menunjukkan puncak kemarau sedang melanda wilayah Grobogan dan sekitarnya.

Kabid Logistik BPBD Grobogan Suwignyo mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya  krisis air, diharapkan warga waspada dan hemat air. 

"Kondisi kekeringan yang terjadi saat ini dapat mengakibatkan menurunnya pasokan air tanah yang menyebabkan banyaknya mata air alami kekeringan. Agar kebutuhan air tercukupi hingga musim hujan agar berhemat," ujarnya, Senin (2/9) siang. 

Dari pantauan RMOLJateng kondisi sungai yang berada di bawah bendung Dumpil Ngaringan saat ini sudang minim air, bahkan di Desa Kalangdosari, Kalanglundo, Sarirejo  dan Kalirejo sungai sudah kering kerontang. 

Guna menanggulangi dampak kemarau di masa depan, Suwignyo mengajak masyarakat sadar dengan penghijauan. Yakni berperan aktif dengan melakukan penanaman lahan pribadi dan milik pemerintah. 

"Alam saat ini semakin panas, kandungan air bersih pun kian menipis, jika kesadaran masyarakat untuk menciptakan lingkungan hijau tidak ada, tak menutup kemungkinan mata air akan benar-benar mati saaat kemarau tiba," terangnya. 

Ia berharap, masyarakat sadar dan peduli dengan kondisi alam yang saat ini semakin panas. 

"Setidaknya, menanam minimal satu pohon setiap hari akan berdampak luar biasa untuk alam," tutupnya.