Pura Mangkunegaran Kirab Empat Pusaka dan Lakukan Tapa Bisu

Pura Mangkunegara gelar Kirab Malam Satu Suro EHE (tahun Jawa) 1956, Jumat (29/7). Diawali dengan keluarnya empat pusaka terdiri dari tiga tombak dan satu joli.


Didapuk untuk menjemput pusaka-pusaka tersebut adalah KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat dan KRMT Hudoko Artisto. Sebagai cucuk lampah adalah KRMH Roy Rahajasa Yamin yang kemudian melapor ke MN X bahwa pusaka dalem telah berada di Bangsal Tosan.

Kanjeng Gusti Adipati Arya (KGPAA) Mangkoenagoro (MN) X Bhre Cakrahutama selanjutnya memerintahkan kepada cucuk lampah memulai kirab. 

Peserta kirab harus menggunakan pakaian tradisional Jawi Jangkep dan tidak menggunakan alas kaki (selop).

Kirab dilakukan sebanyak satu putaran mengelilingi kawasan Pura Mangkunegaran dengan melakukan topo bisu. Artinya selama prosesi kirab dilarang untuk mengeluarkan suara.  

Hadir juga mengikuti kirab Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabumig Raka, dan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima.

Koordinator kirab Mas Ngabehi Bambang Suhendro mengatakan tradisi ini bermakna manusia selalu berhubungan dengan bumi dan berbakti kepada Tuhan yang Maha Kuasa dalam keadaan suci.

"Intinya kami berdoa yang baik untuk masyarakat. Setelah kirab, dilanjutkan dengan semedi (meditasi) di Pendapa Agung dan Paringgitan Puro Mangkunegaran hingga pagi nanti," pungkasnya.