Guna mempersatukan sejumlah perguruan pencak silat yang ada di Wonogiri, Bupati Wonogiri Joko Sutopo atau yang kerap disapa Mas Jekek, mengundang ratusan pesilat untuk berbuka puasa bersama di pendopo rumah dinas bupati, Minggu (2/6) sore.
- PAM Sendang Kamulyan Batang Siapkan 20 Ribu Pohon untuk Konservasi Sumber Air
- Uniknya Reuni 25 Tahun SMUNTANG 99, Bagi-bagi Sayuran ke Jemaah Salat Subuh di 9 Masjid
- Wali Kota Semarang Pastikan Program Pengendalian Banjir Selesai Akhir Tahun 2023
Baca Juga
Apa yang dilakukan Bupati Joko Sutopo, merupakan upaya perdamaian, agar kasus yang terjadi pada tanggal 8 Mei lalu tidak terjadi lagi.
Ketika itu ada dua kubu perguruan pencak silat yang terprovokasi dan berusaha saling serang. Tragisnya, Kasat Reskrim AKP Aditya Mulya Ramadhani menjadi korban salah sasaran hingga menderita luka berat dan sampai sekarang masih dirawat di Singapura.
Sugiarto, Ketua Paluh 17 SH Terate, pada pertemuan tersebut berpesan kepada pengurus PSHT mapun PSHW untuk tidak menyebar isu permusuhan antar perguruan.
"Doktrin itu salah besar, tak perlu disebarkan kepada anggota dan masyarakat. PSHT dan PSHW dulunya merupakan satu perguruan yang sama. Jadi tak perlu ada permusuhan. Kita harus rukun," pesannya dihadapan ratusan pesilat dari sejumlah pengurus perguruan pencak silat.
Sugiarto juga menyambut baik adanya kesepakatan perobohan tugu simbol perguruan pencak silat. Karena di sekitar tugu belum tentu mengamalkan seperti yang ada pada simbol simbol yang terganbar dalam tugu.
Joko Sutopo, Bupati Wonogiri dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa, simbol-simbol pada logo perguruan pencak silat memiliki makna yang sangat baik, maka semuanya harus dapat mengejawantahkan dengan baik.
- Pemberangkatan 137 Calhaj Magelang Dikawal Ketat Polisi
- Kapolres Sukoharjo Blusukan Kampung Gunakan Becak Bagikan Bansos
- Pemkot Solo Intensifkan Perbaikan Infrastruktur Akibat Banjir