Aktivis 98 berkumpul di kawasan Kemang Utara, Jakarta Selatan, Jakarta, Minggu (3/6) malam. Mereka membahas mengenai rencana rembuk nasional yang akan diikuti oleh 50 ribu aktivis dari seluruh Indonesia.
- KPU Purworejo Membuka Rekrutmen 9.744 KPPS untuk Pilkada 2024
- Ahmad Luthfi Kolaborasi Dengan Desta Dan Andre Taulany, Ajak Anak-Anak Muda Di Jawa Tengah Bisa Sukses
- Refleksi 3 Tahun Gibran-Teguh: Pekerjaan Rumah Yang Perlu Dirampungkan
Baca Juga
Hal ini berangkat dari tanggung jawab moral yang diemban oleh aktivis ’98 yang berhasil menggulingkan pemerintahan era Soeharto dan merupakan bagian dalam lahirnya era reformasi.
"Generasi ’98 kontribusi dalam reformasi kami punya tanggung jawa moral. Apalagi, ketika ada yang tidak benar dengan ancaman," ujar salah satu aktivis ’98, Abdul Wahab Talaou kepada Kantor Berita Politik
Mereka menilai bahwa Indonesia sudah dimasuki oleh segelintir golongan dengan sengaja ingin memecah belah negara NKRI dengan membentuk paham baru atau berusaha mengganti Pancasila sebagai dasar negara.
"Ada transfer ideologi yang terjadi di negara ini. Ada segelintir kelompok yang terkooptasi dengan transideologi lalu mencoba impor ideologi luar di bawa ke bangsa ini," tambah Abdul.
Ideologi yang dia maksud adalah ideologi dari Timur Tengah yang coba dimasukkan ke dalam Indonesia. Menurutnya, ini tidak tepat karena dalam segi karakteristik masyarakat sudah berbeda jauh.
"Dimana bukan soal kedamaian yang dibawa, tapi budaya di timur tengah yang notabenenya bukan agama tertentu. Ideologi itu berangkat dari karakter masyarakat Timur Tengah yang agresor, ini kan tidak bisa," tambahnya.
Oleh karena itu, para aktivis 98 berniat menggelar rembug nasional guna menyadarkan kembali bahwa Indonesia ini adalah negara demokrasi yang berlandaskan Pancasila dan UUD 45 tanpa pengecualian.
- Ini Pesan Eks Mantan Bupati Karanganyar untuk Elite Politik dan Kontestan Pilkada
- Tak Ada Proses Demokrasi Yang Terganggu Jika Gugatan JK Dikabulkan
- PKS Jateng Terbuka Koalisi dengan Golkar Di Pilkada 2024