Ribuan Pejuang Indonesia Sepakat Berhimpun Dalam Satu Wadah Organisasi

Catatan Tentang Berdirinya Legiun Veteran Republik Indonesia
I Gusti Bagus Saputra Saksi Hidup Peserta Kongres I LVRI. Istimewa
I Gusti Bagus Saputra Saksi Hidup Peserta Kongres I LVRI. Istimewa

Jakarta - Tidak pernah terpikirkan bahwa 68 tahun lalu tepatnya tanggal 27 Desember 1956-2 Januari 1957, I Gusti Bagus Saputra berada dalam peristiwa penting berdirinya LVRI.

Dia adalah bagian dari 137 pejuang asal Bali yang diberangkatkan menuju Ibu Kota Jakarta untuk menghadiri Kongres Nasional Pejuang Kemerdekaan. Kongres diikuti sebanyak 2.300 pejuang yang datang dari seluruh penjuru tanah air. Besarnya jumlah peserta ini tercatat sebagai rekor dan representasi semua pejuang seluruh Indonesia yang diperkirakan berjumlah 1.2 juta orang. Mereka ini aktif bertempur di seluruh wilayah Indonesia selama kurun waktu 1945-1949.

Peserta yang diundang sebagian besar berasal dari organisasi bekas pejuang semasa revolusi fisik tahun 1945-1949 dan tahun 1950-1956. Organisasi tersebut diantaranya: Tentara Republik Indonesia, baik yang terimbas demobilisasi dan atau rasionalisasi, Tentara Pelajar, Tentara Genie Pelajar; Laskar-laskar, baik laskar yang independen maupun yang berafiliasi (onderbouw) dari suatu partai politik di tahun 1945-1949, termasuk organisasi-organisasi laskar yang bergerak di luar pulau Jawa dan Sumatera; Gerilya Perang Kemerdekaan Republik Indonesia, Wanita Pejuang Bersenjata/Laskar Wanita; Pejuang Bersenjata Lokal; Pemberontak Bersenjata di daerah pendudukan Sekutu Belanda; Tawanan Perang Republik Indonesia; Pejuang Islam Bekas Bersenjata Seluruh Indonesia, Ikatan Bekas Pejuang Islam (IKABEPI), Ikatan Cacat Veteran Indonesia (ICVI) serta organisasi lain.

I Gusti Bagus Saputra kelahiran Denpasar 17 Januari 1930 (94) merasakan bangga menjadi bagian sejarah berdirinya LVRI. Ia yang kini masih dipercaya memimpin DPD LVRI Provinsi Bali itu, merasakan kenangan saat-saat berada di ruangan besar Hotel Decca Park Jakarta, yang kini sudah tak terlihat bangunannya.

Hari LVRI tepatnya tanggal 1 Januari 2025 akan disambut dengan berbagai kegiatan, antara lain Ziarah Rombongan ke Taman Makam Pahlawan, Syukuran, Upacara Peringatan dan Anjangsana. Sejarah mencatat tanggal itu adalah menjadi peristiwa penting bagi Veteran. Selain Hari LVRI, Veteran juga memiliki Hari Veteran Nasional (Harvetnas) yang jatuh tanggal 10 Agustus.

I Gusti Bagus Saputra adalah Veteran Pejuang Kemerdekaan  saat itu masih berumur 26 tahun. Sampai menjelang usia 95 tahun masih tersimpan memori bagaimana kongres berlangsung. Dia masih merasakan dinamika saat pertemuan digelar. Awalnya, dia mengaku belum bisa mengikuti alur dari pertemuan itu. Seiring berjalannya waktu, akhirnya diketahuilah bahwa ada niat besar mengapa mereka dikumpulkan di Jakarta.

Dalam pertemuan itu, akhirnya tercapai kesamaan pandangan dan pemikiran untuk menyatukan para pejuang dalam satu wadah organisasi diberi nama Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).

Dalam rangka memperingati HUT LVRI Ke-68 Karo Humas DPP LVRI, Sudadi, telah mewawancarai Ketua DPD LVRI Provinsi Bali  I Gusti Bagus Saputra sebagai saksi hidup berdirinya LVRI. Hasil wawancara sebagai berikut:

Tanya: “Bagaimana suasana kongres saat itu?”

Jawab: “Kongres berjalan seru. Meski demikian semuanya berjalan lancar dan tertib. Ada perdebatan, keras dan gebrak meja kerap terjadi. Tetapi tetap terkendali, yang mengherankan, adalah saat mengambil keputusan, tidak banyak mengalami kesulitan.”

Tanya: “Pokok bahasan paling menonjol?”

Jawab: “Selama kongres, permasalahan utamanya soal kesejahteraan dan rehabilitasi Veteran.”

Tanya: “Siapa saja tokoh yang paling menonjol dalam setiap sidang?”

Jawab: “Ada beberapa tokoh pejuang diantaranya Chaerul Saleh, Bung Tomo, utusan Hisbullah, Baso Ronda dari Makassar.”

Tanya: “Perdebatan apa saja yang paling seru?”

Jawab: “Bentuk Fusi atau Federasi sangat seru. Namun demikian nama bagi organisasi telah disepakati yaitu LVRI. Keputusan ini dicapai pada 1 Januari 1957, tepat pukul 12.00 tengah hari disambut rasa puas dan gembira, Semua organisasi pejuang bekas bersenjata di seluruh Indonesia yang ikut kongres sepakat melebur dalam satu organisasi LVRI. Pada pukul 15.00 WIB organisasi LVRI mendapatkan peresmian dari Presiden/Panglima Tertinggi Republik Indonesia, Ir Soekarno dalam satu upacara hikmat bertempat di halaman depan Istana Merdeka menganugrahkan Panji Kehormatan kepada Veteran Republik Indonesia, yang kini lazim dikenal dengan nama panji Karya Dharma.”

Tanya: “Bagaimana suasana kebatinan peserta selama kongres berlangsung?”

Jawab: “Mereka merasa mempunyai masalah yang sama-sama dialami, diderita dan dihadapi oleh semua utusan. Namun, yang mengherankan adalah saat mengambil keputusan,semua sepakat menyetujui.”

Tanya: “Apa saja yang dihasilkan dalam kongres?”

Jawab: “Disamping soal penyatuan organisasi, yang saya ingat, kongres juga menekankan perlunya kesejahteraan bagi veteran, menjaga kehormatan dan mengamanatkan pewarisan jiwa semangat patriotisme kepada generasi penerus bangsa.”

Tanya: “Adakah pesan untuk seluruh veteran?”

Jawab: “Marilah kita bergembira dalam pengharapan, bersabar dalam kesulitan, bertekun dalam doa, maju terus sesuai dengan derapnya cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. Mari kita jadikan LVRI kuat, sehat, demokratis, bertanggung jawab, cinta NKRI dan Pancasila.”

Kongres Nasional Pejuang Kemerdekaan, untuk mempertemukan perwakilan semua Mantan Pejuang menurut latar belakang perjuangannya semasa revolusi fisik 1945-1949 maupun Mantan Pejuang Bersenjata yang ditunjang dan disokong secara riil oleh Pimpinan Angkatan Darat (AD) serta Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPRI), telah membuka kemungkinan untuk dapat menghimpun persamaan unsur dan selanjutnya meningkat ke arah keeratan persatuan yang dapat menjelmakan Kesatuan Organisasi Nasional untuk semua Mantan Pejuang maupun Pejuang Mantan Bersenjata, bercorak apapun asal bersifat nasional.

Sudadi adalah Kepala Biro (Karo) Hubungan Masyarakat (Humas) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LVRI.