Sempat Lock Down, Dusun Bandongan Wetan Gelar Tasyakuran Secara Phisical Distancing

Sempat jalani kehidupan lock down nyaris sebulan karena ada warganya terpapar Covid-19, kini masyarakat Dusun Bandongan Wetan, Desa Bandongan Wetan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang dapat bernafas lega.


Kehidupan warganya yang sempat mencekam dan hanya berdiam diri di dalam rumah, kini berangsur pulih. Perekonomian warga pun perlahan kembali bak 'pelangi'.

Sebagai rasa syukur terlepas dari wabah Covid-19, sebanyak 147 kepala keluarga (KK) tua muda, anak-anak hingga lanjut usia (lansia) memenuhi jalanan desa mengikuti tradisi tasyakuran.

Uniknya, tasyakuran desa ini dihelat dengan tetap menerapkan sosial phisical dan distansing phisical dengan menggunakan jalan desa sepanjang kurang lebih 300 meter. Tak pelak, kegiatan tasyakuran ini menarik perhatian media serta tamu undangan.

"Jalan desa berbentuk huruf L sebelumnya kami buat kotak dengan cat putih dengan jarak satu meter, sebagai tanda satu KK menempatkan makanan yang akan disantap bersama saat puncak acara. Hal ini kami terapkan untuk mentaati protokol kesehatan kaga jarak," ungkap perwakilan masyarakat sekaligus panitia kegiatan, Mulyono (34) warga Bandungan Wetan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Kamis (23/7) petang.

Menariknya lagi, ujar Mulyono, satu keluarga wajib membawa satu tumpeng dengan satu ingkung didalamnya.

"Satu keluarga wajib membawa satu tumpeng, satu ekor ayam utuh atau dalam bahasa Jawa, ingkung.

Makna dari tumpeng dan satu ingkung ini sebagai wujud syukur," tandasnya.

Ditambahkan Nur Syaefudin, tokoh pemuda lainnya, saat puncak acara yakni ketika menyantap tumpeng dengan aneka ragam lauk pauknya serta ayam ingkung yang dibawa dari rumah, setiap KK hanya mengambil satu paha dan satu cakar ayam saja.

"Ini simbol kebersamaan, kesederhanaan serta wujud syukur kami yanh sudah turun-temurun," imbuhnya.

Sementara, Kadus Bandongan Wetan Hafi Sumarno yang mengenakan busana adat Jawa berharap dengan tasyakuran ini wilayahnya terhindar dari berbagai macam bakal dan musibah.

"Selalu dalam lindungan Allah SWT," pungkas Hafi Sumarno.