Sanggar Greget Semarang menjalin kerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dalam bidang pengembangan dan pelestarian budaya di Jawa Tengah.
- Pelajar Ditantang Ikut Lomba Film Pendek Kupas Sejarah Situs Purbakala di Kudus
- Pentas Wayang 34 Jam Non Stop, Dibuka Andika-Hendi
- Raih Penghargaan Pemerhati Wayang, Irwan Hidayat: Semarang Kaya Budaya, Potensial Saingi Bali
Baca Juga
Kerjasama tersebut diresmikan melalui penandatanganan MoU antara Sanggar Greget dengan Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LPPMPPPM) ISI Surakarta.
Pengasuh Sanggar Greget Semarang, Yoyok Bambang Priyambodo, mengatakan kerjasama dengan ISI Surakarta ini merupakan langkah yang baik untuk melakukan riset dan pengembangan yang mendalam mengenai kesenian tradisi di Jawa Tengah.
Dia menilai, dengan kerjasama tersebut pihaknya juga berpeluang memberikan asupan materi kesenian yang lebih jauh kepada para siswa di Sanggar Greget melalui ISI Surakarta.
"Kami akan merancang program bersama agar para siswa Sanggar Greget bisa memperoleh materi kesenian langsung dari ISI Surakarta. Selain itu juga terkait riset dan pengembangan kesenian tradisi di Jawa Tengah," kata Yoyok, Senin (3/2).
Sementara itu, Wakil Rektor I ISI Surakarta, Dr. I Nyoman Sukerna, menyambut baik kerjasama ISI Surakarta dengan Sanggar Greget Semarang.
Bagi dia, kerjasama ini dapat ditindaklanjuti dengan beberapa program pendidikan bagi mahasiswa ISI Surakarta maupun penguatan materi kesenian untuk Sanggar Greget.
"Mahasiswa bisa menempuh kegiatan selama satu semester di luar kampus. Salah satunya bisa kami arahkan ke Sanggar Greget, mengingat kerjasama antara kami dan Greget sudah terjalin," kata dia.
Menambahkan, Ketua LPPMPPPM ISI Surakarta, Dr. Slamet, mengatakan pihaknya akan melakukan kajian bagi penguatan karakter masyarakat melalui kerjasama dengan Sanggar Greget.
Menurutnya, penguatan karakter masyarakat dapat ditempuh melalui jalur kebudayaan yang dipelajari nantinya.
Dia berharap, dari langkah tersebut akan menumbuhkan generasi muda yang mengenal budaya dan kesenian tradisi.
"Dari situ, kita bisa membentuk atmosfer berbudaya. Kemudian baru menciptakan industri pariwisata dengan akar budaya yang sangat kuat," paparnya.
- Kenduri Rakyat, 100-an UMKM Dibooking DPRD Salatiga Ludes Diserbu Masyarakat Hitungan Menit
- Pemkab Purworejo Gelar Sayembara Kilat Untuk Logo Hari Jadi Ke-194
- Tips Praktis Gemar Menulis Kisah Kepejuangan