Serangan DBD Mengintai, DKK Kudus Instruksikan Waspada

Pasien Anak Diambil Darahnya Oleh Petugas Puskesmas Untuk Memastikan Suspek DBD. Foto: Arief E Purnomo/RMOLJateng
Pasien Anak Diambil Darahnya Oleh Petugas Puskesmas Untuk Memastikan Suspek DBD. Foto: Arief E Purnomo/RMOLJateng

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus gerak cepat menginstruksikan untuk mewaspadai serangan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sejak awal Januari hingga pertengahan Februari tahun ini, tercatat sebanyak 25 pasien terindikasi menderita penyakit akibat gigitan nyamuk mematikan.  

Instruksi dari DKK kepada jajaran kesehatan untuk upaya pencegahan merebaknya kasus DBD di Kota Kretek memasuki musim hujan. Tak hanya di dinas kesehatan saja, namun juga jaringan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FKTL).

"Sebenarnya jumlah indikasi pasien DBD yang dirawat di fasilitas kesehatan (faskes) lebih banyak. Namun itu masih suspek. Dari jumlah 25, pasien DBD tersebut didominasi oleh anak-anak dan ada juga dewasa,” ujar dr. Andini Aridewi, Kepala DKK Kudus kepada wartawan, Sabtu (17/02).

Sedangkan untuk kasus meninggal dunia karena serangan DBD, kata Andini, hingga kini belum ada. 

“Kita juga sudah memberikan fasilitas screening untuk deteksi dini DBD di seluruh Puskesmas di Kudus. Sehingga ketika suspek DBD, langsung dikonfirmasi ke Puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Kudus,” tambahnya. 

Sementara itu, Dokter Spesialis Anak RSUD Loekmono Hadi Kudus, Susilo Adi, membenarkan bahwa musim penghujan menyebabkan kasus DBD meningkat, terutama bagi anak-anak usia sekolah.

“Untuk gejalanya, anak demam 2-7 hari. Demamnya langsung tinggi mendadak. Kemudian disertai mual muntah, nyeri kepala atau pusing, nafsu makan menurun serta badan linu,” paparnya. 

“Selain minum obat, perbanyak minum air putih. Jika kondisi tubuh sang anak makin menurun segera bawa ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan,” pungkasnya.